sepatu telanjang kaki (new york times)
VIVAnews - Berlari dengan kaki telanjang terbukti secara ilmiah lebih sehat daripada menggunakan sepatu. Tak mengherankan, sepatu olahraga kini banyak yang meniru kaki dengan lapisan bagian bawah yang lebih tipis dan ruang khusus untuk setiap jari.
Tetapi apakah sepatu olahraga minimalis yang kini sedang tren benar-benar bermanfaat mengurangi cedera bagi pemakainya?
Peneliti dari Universitas Wisconsin, La Crosse, atas sponsor Dewan Olahraga AS meneliti 16 wanita. Semuanya pelari rekreasi berusia 19-25 tahun untuk menghabiskan dua minggu menggunakan sepatu 'telanjang kaki' yang sangat ringan. Mereka juga menggunakan sepatu biasa dari merek terlaris selama 20 menit sehari tiga kali seminggu.
Kemudian, ahli menganalisis bentuk, dan akibat penggunaan dari sepatu biasa dan sepatu telanjang kaki. Para peneliti menemukan, setengah dari wanita yang beralih ke sepatu olahraga telanjang kaki atau sepatu minimalis tidak dapat menemukan sepatu yang sama seperti bentuk kaki mereka, sehingga pemakaiannya berisiko menimbulkan kerusakan tubuh. Namun, setelah adaptasi, dapat mengurangi risiko tekanan tumit mereka. Studi juga menunjukkan, mengenakan sepatu lari tradisional membuat tekanan berlebih pada bagian belakang kaki terutama pada tumit yang meningkatkan risiko cedera.
Cedric Bryant, kepala peneliti dari Badan Olahraga AS mengatakan pentingnya untuk memperoleh sepatu yang sesuai bentuk kaki sehingga secara perlahan beralih dari sepatu tradisional ke sepatu telanjang kaki.
"Lakukan pendekatan perlahan dan mantap," katanya. "Daripada berlari sesuai dengan kebiasaan dan kecepatan Anda, berikan waktu diri sendiri beradaptasi dengan gaya baru menggunakan sepatu minimalis," ucapnya.
Dia menyarankan untuk mengganti sepatu dengan sepatu minimalis, lakukan jalan cepat ketimbang langsung berlari. Hal ini untuk mempersingkat langkah dan fokus mendarat di kaki depan, bukan tumit. Dr Bryant menyatakan, perlu waktu 4-5 kali seminggu sampai dapat menyesuaikan dengan perubahan ini.
Meski sepatu minimalis dapat mengurangi risiko cedera, pelari dengan sepatu tradisional yang tidak mengeluhkan cedera tak perlu mengubah alas kaki mereka. "Jika Anda tidak cedera, jangan mengubah apapun. Namun jika cedera terus menerus, Anda mungkin membutuhkan hal yang lebih daripada sepatu," katanya seperti dikutip New York Times. (eh)
• VIVAnews
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.
' ); $.ajax({ type: "POST", url: "/comment/load/", data: "valIndex=" + a + "&articleId=" + b + "&defaultValue=" + c, success: function(msg){ $("#loadkomen").html(msg); //$(".balasan").hide(); } }) }