multivitamin (dok. Corbis)
VIVAnews - Suplemen atau multivitamin kerap digunakan untuk menunjang kebutuhan nutrisi harian. Namun, sebuah artikel dalam jurnal Archives of Internal Medicine terbaru melaporkan, konsumsi suplemen multivitamin dan mineral berhubungan dengan peningkatan angka kematian.
Studi mengumpulkan data dari studi kesehatan pada 38.772 wanita dengan usia rata-rata 61,6 tahun di Amerika Serikat. Peneliti memeriksa penggunaan suplemen pada tahun 1986, 1997 dan 2004. Mereka juga menemukan jumlah wanita yang mengasup suplemen meningkat lebih dari 22 persen antara 1986 dan 2004.
Hasilnya, penggunaan multivitamin seperti vitamin B6, asam folat, zat besi, magnesium, seng dan tembaga, berkaitan dengan peningkatan risiko kematian pada populasi. Dan, konsumsi mineral zat besi dan tembaga adalah penyebab terburuk.
"Para wanita dalam penelitian termasuk di luar normal (anomali) karena mereka makan buah dan sayuran dua kali lebih banyak dari rata-rata nasional," jelas Michael Roizen, MD dari YouDoc.
"Multivitamin membantu diet yang tidak memadai, namun tingkat kematian tinggi dalam populasi tidak dapat diuji secara akurat terhadap mereka yang berdiet dua kali rata-rata nasional. "
Penelitian ini, menurut ahli adalah 'studi antara' yang masih membutuhkan beberapa penelitian kunci. Kemungkinannya, wanita dengan mortalitas yang lebih tinggi meningkatkan asupan multivitamin karena mereka merasa sakit dan mencoba membalikkan penyakitnya.
Roizen juga menjelaskan, studi tidak menyertakan suplemen yang meningkatkan harapan hidup seperti suplemen minyak ikan (DHA).
"Mereka tidak mempelajari asupan suplemen DHA atau minyak ikan, yang telah terbukti dapat melindungi dari degenerasi. Ini telah terbukti berguna dalam uji acak sebagai suplemen untuk wanita di atas 50. Dengan kata lain, bisa saja suplemen tidak menyebabkan tingginya kematian," ujar Roizen seperti dikutip dari Shine.
Suplemen zat besi dan tembaga, menurut studi, menyebabkan risiko kematian lebih besar dari 5 persen, namun dinilai masih lebih kecil. "Suplemen zat besi menimbulkan risiko dan disarankan hanya untuk usia 50 tahun ke atas dan hanya diresepkan dokter. Hindari suplemen zat besi dan tembaga kecuali diperintahkan dokter," ujarnya.
Dia menyarankan, agar mengasup makanan alami untuk memperoleh manfaat dari berbagai nutrisi daripada menggunakan multivitamin. (umi)
• VIVAnews
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.
' ); $.ajax({ type: "POST", url: "/comment/load/", data: "valIndex=" + a + "&articleId=" + b + "&defaultValue=" + c, success: function(msg){ $("#loadkomen").html(msg); //$(".balasan").hide(); } }) }