Cimahi (ANTARA News) - Seorang bocah bernama Nisza Ismail meninggal dunia diduga akibat terlambat mendapatkan penanganan pihak Rumah Sakit Mitra Anugerah Lestari (MAL), Kota Cimahi, Jawa Barat.
Bocah yang masih berusia 8 bulan tersebut menderita sakit step pada Jumat (21/10) sehingga dibawa ke sejumlah rumah sakit diantaranya Mitra Kasih, Rumah Bersalin Handayani dan terakhir MAL. Di dua tempat ngobatan sebelumnya, bocah malang itu sempat ditolak dengan alasan biaya.
"Karena saya disarankan oleh bidan Handayani agar anak saya dibawa ke Rumah Sakit MAL. Makanya, saya langsung bawa ke MAL pada Jumat pukul 14.00 WIB. Karena kurang biaya, anak saya baru ditangani pada pukul 20.00 WIB dengan alasan belum bayar biaya administrasi," kata orang tua Nisza, Martin Ismail (26) di rumah duka Jalan Pesantran Gang Madsari No.50 Kota Cimahi kepada wartawan.
Menurutnya, pihak rumah sakit sengaja memperlambat memberikan obat dan penanganan lainnya kepada anak keduanya tersebut karena dirinya tidak mempunyai uang untuk membayar biaya administrasi ruangan dan tebusan obat sebesar Rp500 ribu.
"Saya hanya punya uang Rp150 ribu pada waktu itu. Tapi, pihak rumah sakit tetap ngotot minta uang sebesar itu dan tidak akan mengasihkan obat yang dibutuhkan anaknya apabila belum mampu menebus resep dokter. Padahal saat itu, anak saya sedang kritis," ujarnya.
Penderitaan yang dialami anaknya tak cukup disitu, anaknya sempat mendapatkan perlakukan tidak mengenakkan dari perawat yang menyuruh anaknya untuk berpindah-pindah ruangan dengan berbagai alasan peralatannya tidak mencukupi. Puncaknya, pada Sabtu (22/10) anaknya disarankan untuk masuk ruang ICU karena suhu badannya terus meningkat.
"Saat masuk ruang ICU pukul 08.00 WIB, anak saya malah baru dirawat pukul 11.00 WIB dengan alasan dokternya jaganya belum datang. Disaat saya sedang mencari uang untuk menebus biaya administrasi ruangan ICU, tiba-tiba anak saya sudah dimasuki selang tanpa ada persetujuan pihak keluarga," ujarnya.
Menurutnya, dirinya sangat menyayangkan tindakan pihak rumah sakit terlambat dan mempersulit dalam menolong nyawa anaknya. Padahal dirinya berniat baik akan membayar seluruh biaya pengobatan, meski dibayar terlambat.
Sementara itu, pihak Rumah Sakit MAL membantah pernyataan Martin yang telah memperlambat pertolongan bagi Nisza. Direktur Rumah Sakit MAL dr Zakaria mengatakan, pihaknya sengaja bilang ke orang tua pasien bahwa obat itu tidak akan diberikan sebelum dibayar. (ANT)