Liputan6.com, New York: Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menyerukan agar tidak ada lagi bensin yang mengandung timbal dalam dua tahun mendatang. Seruan tersebut berlaku global, dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup umat manusia. Bensin tanpa timbal akan lebih menyehatkan karena gas buangan yang dihasilkan mengandung lebih sedikit racun berbahaya.
Studi yang dilakukan Thomas Hatfield dari California State University mengungkap, bensin tanpa timbal akan meningkatkan tingkat kecerdasan, menurunkan kadar timbal dalam darah sampai 90 persen dan mencegah kematian dini pada lebih dari 1,2 juta orang per tahun. Penghapusan timbal juga berarti keuntungan senilai US$ 2,4 triliun per tahun dalam bidang kesehatan, sosial dan ekonomi.
Kampanye penghentian penggunaan bensin bertimbal sudah dilakukan sejak satu dekade lalu. Lebih dari 185 negara di seluruh dunia sudah berhenti menambahkan timbal pada bensin. Akan tetapi saat ini masih ada enam negara yang masih menggunakan timbal yaitu Afganistan, Algeria, Irak, Korea Utara, Myanmar, dan Yaman.
Timbal ditambahkan ke bensin pertama kali pada 1920-an, akan tetapi dampak buruknya bagi kesehatan belum diketahui sampai satu dekade kemudian. "Kini kita tahu bahwa timbal bisa mengakibatkan kerusakan pada otak, ginjal, dan kardiovaskuler pada orang dewasa dan anak-anak," sebut pernyataan dalam laporan hasil penelitian.(NatGeo/ADO)