Wanita beruban (inmagine)
VIVAnews – Makin sehat rambut, maka makin cantik penampilan Anda. Namun sayangnya, pertambahan usia, gaya hidup tak sehat dan stres membuat rambut jadi beruban.
Saat ini banyak orang berusia muda, rambutnya sudah muncul uban atau biasa disebut premature grey.Menurut data dari lembaga penelitian, Research International, pada 2008, sebanyak 46 persen dari 601 wanita Indonesia dengan rentang usia 25-50 tahun memiliki rambut beruban.
"Biasanya wanita memiliki uban pada usia 39 tahun ke atas. Namun seiring berjalannya waktu semakin banyak wanita yang berusia lebih muda mengalami rambut beruban," ujar pakar kecantikan dr. Farmanina Santoso, dalam acara peluncuran Garnier Color Naturals, Selasa, 4 Oktober 2011.
Pertumbuhan rambut terjadi dalam tiga fase yakni fase anagen, katagen, dan telogen. Fase anagen merupakan fase saat rambut diberi zat warna pigmen oleh melanin. Sebelum akhirnya tumbuh pada fase katagen dan rontok secara alami pada fase telogen.
Pada uban, proses pigmentasi atau pewarnaan rambut tidak berjalan baik. Ini disebabkan oleh beberapa hal seperti faktor keturunan, penuaan, pola makan, gaya hidup, dan stres. "Uban terjadi karena adanya kerusakan sel yang mengatur pigmentasi rambut. Sel tersebut gagal memproduksi melanin sehingga rambut yang tumbuh berwarna putih," kata dr. Farmanina
Ketika stres, tubuh secara otomatis menghalangi penyerapan vitamin B12 yang penting dalam memproduksi melanin. Gaya hidup dan pola makan yang salah pun memengaruhi munculnya premature grey. Itu karena kebiasaan tidak sehat bisa memicu rusaknya sel tubuh yang berfungsi memproduksi zat melanin.
Jika seseorang terlahir dari orang tua yang memang sejak muda sudah beruban, maka ia mengalami premature grey karena faktor keturunan. Untuk mencegahnya, Anda dianjurkan untuk menjalani gaya hidup dan pola makan yang baik.
Perbanyak konsumsi makanan yang kaya vitamin B12 seperti beras serta jauhkan diri dari stres. Lalu, jika uban mulai tumbuh sebaiknya jangan dicabut.
"Jika muncul uban, jangan pernah mencabutnya karena akan merusak saraf pada kulit kepala yang berdampak pada produksi rambut. Bahkan dalam jangka panjang bisa memicu kebotakan," kata dr. Farmanina. (eh)
• VIVAnews
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.
' ); $.ajax({ type: "POST", url: "/comment/load/", data: "valIndex=" + a + "&articleId=" + b + "&defaultValue=" + c, success: function(msg){ $("#loadkomen").html(msg); //$(".balasan").hide(); } }) }