TEMPO Interaktif - Pekan Mode Musim Semi dan Musim Panas 2012 bertema "Wills Lifestyle India" yang berlangsung pada pertengahan Oktober lalu meninggalkan catatan penting.
Di Negeri Anak Benua, perhelatan mode yang berlangsung di New Delhi itu diikuti oleh beberapa perancang lokal yang menyuarakan semangat cinta lingkungan.
India boleh berbangga karena kekayaan kain-kainnya dan sari sudah tersebar hingga ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Kreativitas para perancang dalam negeri dengan menyerap kekayaan serta inspirasi lokal menyemarakkan ajang bergengsi ini.
"Kami memiliki kekayaan kain-kain yang indah yang bisa kami rancang dengan berbagai gaya. Kami sadar negeri kami memiliki potensi yang diminati negara lain," kata perancang Rohit Gandhi dan Rahul Khanna yang karya-karyanya menyita perhatian.
Rancangan duet Rohit dan Rahul ini mereplikasi warna terang dan blink-blink yang biasanya dikenakan para pesohor India. Ditampilkan dengan nada suram serta monokromatik putih, hitam, dan abu-abu. "Kami memakai bahan dari serat pirus dan rumput laut. Kami ingin menyajikan semangat untuk mencintai lingkungan karena pemanasan global telah mengancam dunia," katanya seperti dikutip beberapa media lokal di New Delhi.
Kedua perancang favorit para selebritas di India ini menyelipkan semangat kreativitas melalui perpaduan keanggunan dan sentuhan feminin berupa rok mini dan panjang, aneka gaun, dan setelan jaket. Selain serat tumbuhan, Rohit dan Rahul memakai bahan voiles, benang sutra, organsa, dan tile.
Sementara itu, perancang Rina Dhaka memberikan sentuhan kemewahan bagi para bintang Bollywood berupa gaun berpola rumit berwarna cerah yang terbuat dari bahan berserat lontar. Penampilan artis Kalki Koechlin yang berduet dengan Prateik Babbar di event ini mendapat sambutan meriah. Koechlin mengenakan gaun asimetris Dhaka warna terang.
"Dhaka memiliki kreativitas dan semangat cinta lingkungan yang membuatku tidak hanya sekadar berbusana, tapi juga ada tuntutan mencintai dan ikut peduli lingkungan," ujar artis kelahiran 9 Januari 1983 ini.
Adapun Shipra Gupta mengaku tidak membatasi dirinya berkarya dengan memakai kain tertentu, termasuk pilihan tekstur atau warna. Kali ini, semangat go green disajikan berupa gaun celemek yang terbuat dari serat sutra organik dengan warna hitam, biru, dan merah marun. "Proses rancangan ini terinspirasi berdasarkan pemahaman tentang perilaku dan ritual manusia dalam kehidupan sehari-hari," ucapnya.
Sementara itu, perancang Samant Chauhan menampilkan kesan transparan berupa aneka gaun dari bahan terbuat dari serat kayu yang ada di hutan India. Chauhan cukup kreatif dengan menyematkan detail bordir bunga dan daun berbenang emas kehijauan yang disenadakan dengan perhiasan gelang, cincin, anting, kalung, serta ikat pinggang.
"Aku tahu kelebihan wanita ketika mampu menjadi pribadi dan pusat perhatian. Gaun ini membuat mereka tampak cantik menawan," ujarnya.
Joyjit Talukdar menyajikan koleksi berbahan alam dengan semangat memicu kesadaran lingkungan melalui desainnya. "Kain yang saya gunakan adalah tenunan tangan yang dibuat selama lima bulan dari bahan alam," kata Talukdar berpromosi.
Dia pun menggunakan rami dan sutra Eri--sejenis sutra andalan di India--untuk mengembangkan kain rancangannya. Selain itu, dia memperkenalkan benang sutra bambu untuk koleksi musim panas mendatang berupa aneka gaun, tunik, sepatu, tas, dan aksesori yang semuanya terbuat dari kain alami melalui proses pencelupan. "Saya ingin menyajikan semangat untuk membuat gaun dari bahan ramah lingkungan," kata dia tenang.
Talukdar tidak peduli ketika disinggung pers India sebagai perancang yang mencari perhatian dengan sepak terjangnya untuk meraih ketenaran. "Silakan mereka bicara ini-itu. Kecintaan saya terhadap bidang ini sekaligus menyuarakan kegelisahan bahwa bumi pun harus selalu dicintai dengan segala cara dan tetap hijau lestari," pungkasnya.
HADRIANI P | FDCI.ORG | AP