Solo (ANTARA News) - Tingkat pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif di Kota Surakarta, Jawa Tengah, rendah karena sebagian ibu memberikan susu formula untuk bayinya akibat pengetahuan dan rasa percaya diri kurang.
Kepala Seksi Perbaikan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Surakarta Agus Subagyo mengatakan penerapan ASI ekslusif sebesar 32 persen pada 2010.
"Ini artinya hanya 1.281 bayi yang diberi ASI dari total 3.970 bayi usia 0-6 bulan. Angka ini terbilang rendah, mengingat standar nasional pemberian ASI eksklusif sebesar 80 persen," katanya.
Ia mengatakan pemberian susu formula oleh ibu kepada buah hatinya dianggap lebih praktis padahal ASI sangat disarankan bagi bayi usia 0-6 bulan dan pada masa periode emas pertumbuhan.
"Dibandingkan target nasional, asupan ASI eksklusif di Solo rendah. Kami terus mendorong pemberian ASI melalui kelompok rintisan. Apalagi salah satu indikator ketahanan global adalah asupan ASI," katanya.
Agus mengatakan kurangnya pengetahuan kaum ibu adalah faktor utama penghambat pemberian ASI eksklusif.
"Masih dianggap sesuatu hal yang kurang sopan ketika wanita menyusui di ruang publik. Wanita bekerja pun seharusnya bisa memberikan ASI tanpa harus mengandalkan susu formula," katanya.
Faktor lain adalah minimnya ruang laktasi sehingga menyebabkan kaum ibu lebih memilih menyiapkan susu formula sebelum bepergian dengan buah hatinya.
Ruang laktasi di Solo hanya terdapat di beberapa lokasi seperti misalnya di Terminal Tirtonadi, Solo Grand Mall (SGM) dan Mall Solo Square sedangkan di gedung perkantoran hingga lokasi pasar tak menyediakan ruang khusus ini.
(U.J005/B/B009/B009) 05-10-2011 13:34:22