Ilustrasi ibu rumah tangga (corbis.com)
VIVAnews - Mendengar istilah 'ibu rumah tangga' ternyata banyak wanita yang tidak menyukainya. Kebanyakan wanita membeci istilah itu. Mereka berpikir, tugas dalam rumah tangga bukan sepenuhnya menjadi tanggung jawab seorang ibu, tetapi harus menjadi tanggung jawab seluruh anggota keluarga.
Sebuah penelitian mengungkapkan para wanita lebih suka menganggap diri mereka sebagai ibu yang tinggal di rumah dan menganggap diri mereka bertanggung jawab untuk membesarkan anak-anak daripada menjalankan sebuah tugas rumah tangga.
Prioritas mereka pun justru terfokus pada anak-anak. Mereka berusaha memasak makanan sehat seimbang hanya untuk memastikan pertumbuhan dan perkembangan anak selalu baik dan merasa bahagia karena mendapat perhatian penuh dari ibunya.
Sementara itu, untuk tugas membersihkan rumah, mencuci, menyetrika dan merapikan pakaian justru hanya dilihat sebagai tanggung jawab yang kedua. Bahkan untuk urusan ini menjadi tanggung jawab pasangan suami istri.
Seperti dikutip laman Female First, hasil penelitian ini berdasarkan survei yang dilakukan pada 2.000 ibu yang ditugaskan oleh Mothercare sebagai bagian dari perayaan ulang tahun ke-50 Mothercare.
Liz Day, Konsultan Parenting Mothercare, mengatakan, ''Kami telah merawat orang tua selama 50 tahun dan kami telah melihat peran orangtua berubah dan berkembang melalui dekade," katanya.
Kata Liz, pada tahun 1960, tidak ada masalah dengan istilah 'ibu rumah tangga'. Para suami berharap istrinya berhenti bekerja dan tinggal di rumah untuk membesarkan anak-anak. Tetapi kini, gaya hidup dan teknologi telah berubah secara dramatis. Sejak saat itu, tugas mengurus anak dan rumah tangga menjadi tanggung jawab seluruh keluarga.
''Waktu telah berubah dan jelas, para ibu merasa zaman semakin modern.Mungkin sudah waktunya jabatan sebagai 'ibu rumah tangga' berubah. Tigapuluh tahun yang lalu, para ibu memang senang dikatakan sebagai seorang 'ibu rumah tangga'. Tapi kini tidak lagi."
Hampir dua pertiga dari wanita mengatakan bahwa mereka berpikir istilah 'ibu rumah tangga' memiliki konotasi negatif dan peran ibu sering disepelekan. Beberapa wanita bahkan beranggapan, istilah ini merendahkan kaum wanita dan kaum ibu khususnya.
Banyak yang mengatakan mereka merasa bahwa orang lain memandang rendah mereka untuk memilih tinggal di rumah daripada bekerja dan hampir setengahnya mengatakan menjadi ibu rumh tangga adalah hal yang membosankan.
Lebih Sulit
Tujuh dari sepuluh berpikir peran seorang ibu telah berubah banyak selama 50 tahun terakhir dan hampir setengahnya mengatakan peran ibu lebih sulit daripada yang mereka pikirkan sebelumnya.
Prioritas utama bagi ibu adalah membuat anak-anak mereka bahagia dan anak-anak harus diurus dengan baik dan hampir setengahnya mengatakan pasangan mereka mengharapkan mereka untuk melakukan lebih dari bagian pekerjaan mereka .
''Banyak ibu mungkin mencoba untuk melakukan banyak hal. Apakah mereka di rumah dengan anak-anak, bekerja paruh-waktu atau penuh waktu."
Sebagian besar kaum ibu pun memanfaatkan gadget untuk mencari kesibukan selain mengurus anak dan mengurus rumah tangganya.
Tujuh puluh satu persen mengatakan mereka harus berhati-hati dengan keuangan mereka, jika hanya suami saja yang bekerja. Meski begitu masih ada juga wanita yang berharap mereka akan berada dalam posisi untuk tinggal di rumah sampai anak-anak mereka bisa mandiri saat di sekolah. (ren)
• VIVAnews
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.
' ); $.ajax({ type: "POST", url: "/comment/load/", data: "valIndex=" + a + "&articleId=" + b + "&defaultValue=" + c, success: function(msg){ $("#loadkomen").html(msg); //$(".balasan").hide(); } }) }