Liputan6.com, Washington DC: Ahli dermatologi akan mempunyai alat terobosan baru untuk mencegah terjadinya melanoma yang merupakan salah satu bentuk kanker kulit yang paling ditakuti oleh banyak orang.
Departemen Makanan dan Obat-Obatan pada Rabu(2/11) baru saja menyetujui sebuah alat yang bernama MelaFind. Alat ini menunjukkan gambar digital dari pertumbuhan kulit yang dianalisa komputer untuk melihat adanya tanda-tanda kanker.
Harapan dari alat ini adalah untuk melihat keberadaan melamonas lebih awal. Hampir semua pasien yang didiagnosis dengan melanoma stadium awal dapat diobati dan disembuhkan, tetapi 85 persen pasien dengan melanoma stadium akhir meninggal dalam waktu lima tahun.
Proses yang dilakukan oleh dokter ialah dengan mengambil tahi lalat yang ada untuk biopsi, analisa bentuk dan warna. Banyak dokter kulit dapat melihat bagi mereka yang telah lama terjangkit penyakit ini maka spot yang ditinggalkan oleh tahi lalatmempunyai ciri-ciri tepi yang tidak teratur, warna yang tidak merata, dan lebar yang lebih dari 6 milimeter.
"Setiap hari pasien datang dengan 20 tahi lalat yang ada di punggung mereka, dan yang selalu menjadi dilema adalah bagaimana yang harus dibiopsi?" ujar Dr. David Pariser, mantan Presiden dari American Academy of Dermatology. "Diagnosa dari melanoma merupakan salah satu diagnosa yang paling sulit untuk dikatakan oleh para dokter ahli kulit," ujar Pariser yang merupakan konsultan dari produk tersebut.
Alat ini akan berbentuk seperti pengering rambut dan dapat memancarkan cahaya yang bisa menembus lapisan kulit, mengambil gambar dengan berbagai warna yang menunjukkan pertumbuhan kulit. Data di dalam komputer akan membandingkan dengan 10.000 gambar lainnya untuk menyatakan apabila pasien tersebut harus menjalankan biopsi.
Hingga saat ini, alat ini membantu banyak pasien untuk mengambil tahi lalat dari tubuh mereka. Perlu diketahui bahwa tidak ada kepastian absolut dalam dunia kesehatan. (yahoonews/AP/MEL)