KOMPAS.com - Tanya: Saat ini masuk tahun ketiga usia pernikahan saya. Usia pasangan lebih tua 10 tahun dari saya. Meski begitu, karier saya justru lebih sukses dari pasangan. Gaji saya dua kali lipat lebih tinggi dari dia.
Semasa masih pacaran, kami tidak pernah meributkan soal keuangan. Pernikahan 2,5 tahun pun rasanya baik-baik saja, semua pengeluaran keluarga ditanggung bersama. Meskipun memang seringkali sayalah yang lebih banyak menanggung biaya tagihan. Tapu bukankah saat menikah, uang saya dan uangnya adalah uang bersama? Jadi saya tidak mempermasalahkannya.
Namun, beberapa bulan terakhir sikap pasangan mulai berubah. Salah satunya, ia tak pernah lagi menanggapi cerita-cerita saya soal pekerjaan di kantor. Kalau saya pulang telat sebentar saja, dia bisa langsung marah.
Bahkan, kini ia seringkali meminta saya berhenti bekerja dan menjadi ibu rumah tangga saja atau menjadi karyawan biasa. Hal-hal seperti ini yang kerap memicu pertengkaran di antara kami. Sebenarnya apa yang membuat pasangan berubah? Dengan cara apa saya bisa membuatnya mengerti? (Dessy, Jakarta)
Jawab: Di satu sisi, kesuksesan Anda dalam karier sangan membantu keluarga. Tapi di sisi lain, sikap pasangan seakan kurang menghargai kontribusi Anda. Tak ada salahnya, Anda mencoba menganalisa dahulu, hal-hal apa saja yang kiranya bisa menyebabkan perubahan sikap pasangan.
Bisa jadi ia sedang mengalami masalah besar di kantor atau di luar rumah. Namun, bisa jadi masalah berasal dari dalam dirinya.
Diakui atau tidak, ada kalanya sebagai kepala keluarga, pria merasa tertekan jika ia bukanlah sumber utama dalam penghasilan. Apalagi, jika sikap pasangannya terkadang meremehkan. Inilah kemudian yang membuat pasangan melarang istri bekerja, karena secara psikologis ia merasa tidak mampu memenuhi kebutuhan keluarga.
Setelah mengenali beberapa kemungkinan penyebabnya tadi, ajak pasangan bicara untuk sama-sama menganalisa kebutuhan dan pendapatan total yang diperoleh per bulan. Sehingga, akan terlihat perbandingannya jika Anda harus berhenti bekerja. Biasanya penjelasan logis dan realistis akan lebih mudah diterima.
Jika perlu ajak pasangan untuk membangun bisnis bersama, sehingga ada pendapatan yang diperoleh dari hasil kerja bersama. Untuk membantu pasangan mengatasi masalah dalam dirinya, karena tertekan sebagai kepala keluarga, katakan bahwa bagaimanapun Anda tetap menghargainya. (Majalah Chic/Sani B Hermawan, Psikolog dan Direktur Lembaga Konsultasi Daya Insani)