KOMPAS.com - Saat tidak berakting di layar kaca, aktor tampan Ari Wibowo memilih menghabiskan waktu bersama kedua anak laki-lakinya, Kenzo Wibowo dan Marco Wibowo. Ari dan istrinya, Inge, memang tak ingin ketinggalan dalam mengamati tumbuh kembang kedua jagoan ciliknya itu.
Ari dan Inge mengaku tak kerepotan mengasuh Kenzo dan Marco, bahkan cenderung sangat menikmati peran mereka sebagai orangtua. Namun, sebelumnya mereka mengaku harus mencapai kata sepakat untuk menjalankan pola asuh yang sama.
"Sebelum mendidik dan mengasuh anak, sebagai orangtua kami memang harus punya persepsi dan jalan pikiran yang sama agar bisa saling mendukung satu sama lain," ungkap Ari Wibowo kepada Kompas Female, setelah menghadiri acara Kids Fashion Festival di Plaza Indonesia, Jakarta, Jumat (25/11/2011) lalu.
Bagi Ari dan Inge, hal yang paling dasar saat mengasuh anak adalah menyamakan pandangan pengasuhan. "Namun, saya lebih banyak mengikuti saran istri, karena di punya basic S2 di bidang pendidikan anak usia dini," tambah Ari. Langkah ini ditempuh untuk menghindari rasa bingung anak-anak akibat perbedaan cara asuh dari kedua orangtuanya.
Sebagai orangtua, mereka mendidik kedua buah hatinya untuk bisa tampil percaya diri, memiliki kehidupan sosial yang baik, dan juga bebas berekspresi. Menyadari pentingnya pendidikan anak sejak dini, maka Ari dan Inge pun sudah mulai menyekolahkan Kenzo yang berusia 3 tahun ke playgroup. "Kami tidak memaksa dia untuk secepatnya masuk sekolah, tapi ternyata Kenzo juga suka sekolah dan juga belajar taekwondo," ungkap Ari.
Untuk meningkatkan prestasi dan kemandirian anak-anaknya, Ari dan Inge pun menerapkan sistem reward kepada mereka dengan memberikan sebuah tanda bintang di setiap gambar makanan yang mereka sukai. "Untuk setiap kebaikan yang mereka lakukan, mereka akan mendapatkan tanda bintang pada makanan yang mereka pilih. Setelah bintangnya penuh, mereka akan mendapat makanan tersebut," ungkap Ari.
Meski si kecil Kenzo sudah bersekolah, nyatanya Arie dan Inge tidak lantas menyerahkan pendidikan dan pengasuhan anaknya pada sekolah. Apalagi dengan dua bocah lelaki yang rasa ingin tahunya masih begitu tinggi. Bila salah satu dari mereka nakal, pasangan ini tak segan memberikan hukuman.
Namun, bentuk hukuman yang mereka berikan bukan dalam bentuk hukuman fisik, melainkan lebih dalam bentuk diskusi. Ada pula semacam hukuman time-out, dimana anak akan diminta duduk di sebuah kursi merah, dan dilarang melakukan kegiatan yang mereka sukai selama 10 menit. Misalnya, tak boleh menonton televisi sebagai bentuk tanggung jawab atas kenakalan yang dibuatnya.
"Tapi sampai sekarang, mereka belum pernah duduk di situ, karena Kenzo sangat sayang adiknya," ungkap Ari, diiringi senyum lebar Kenzo.