Selasa, 29 November 2011 | 04:02 WIB
TEMPO.CO,:- Reina, ibu dua anak, mengeluh bahwa ia sering mengalami nyeri punggung. Setelah diperiksa oleh dokter, saraf atau tulang belakangnya tak ditemukan masalah.
Usut punya usut, ternyata rasa nyeri punggung yang dirasakannya disebabkan oleh bentuk dan ukuran payudara yang dimiliki Reina berbeda dengan perempuan kebanyakan. "Masalahnya, bukan hanya nyeri punggung saja yang saya rasakan, lama-lama postur saya jadi bungkuk," kata wanita karier ini.
Nyeri punggung dan postur yang berubah secara perlahan bisa terjadi jika pendukung payudara atau bra kurang tepat. Berdasarkan hasil survei, tujuh dari sepuluh wanita Indonesia tidak menyadari pentingnya memilih bra yang tepat. Padahal, sebagai sebuah karunia yang secara alami didapat oleh perempuan, payudara berhak mendapat perlakuan khusus. Apalagi, tak seperti organ tubuh lainnya, payudara bukanlah organ yang besarnya tetap sepanjang hidup wanita.
"Ada saatnya payudara berubah lebih besar satu atau dua ukuran pada fase tertentu. Misalnya, menjelang menstruasi," kata dokter Prita Paramita dalam temu media tentang pakaian dalam wanita yang bisa mendukung kesehatan di Jakarta, pekan lalu.
Tak hanya saat menstruasi, dalam hidupnya, perempuan juga menghadapi pelbagai fase yang akan membutuhkan pendukung payudara yang berbeda-beda. Misalnya, saat puber, mengalami kelebihan berat badan, hamil hingga menyusui, bahkan saat memasuki masa menopause.
"Karena itu, saya menganjurkan para perempuan untuk menghadapi pelbagai perubahan fase ini dengan memiliki beberapa jenis bra yang sesuai dengan ukuran dan fungsinya," kata Prita.
Rasa tak nyaman dari penggunaan bra yang tak tepat penggunaan bra yang tak tepat akan menyebabkan postur tubuhnya menjadi tidak ideal. Jika dibiarkan, hal itu bisa mempengaruhi bentuk tubuhnya secara keseluruhan. Misalnya, akan membuat tubuhnya jadi membungkuk, bahkan mengubah bentuk tulang belakang, sehingga lengkungannya tak lagi sempurna.
Kesalahan pengukuran dan pemakaian bra yang tidak tepat bukan hanya akan mengorbankan penampilan, tapi juga berisiko mengundang sejumlah masalah kesehatan, dari luka lecet di kulit, kelelahan otot, nyeri punggung, hingga peredaran darah yang tak lancar.
"Ukuran bra yang terlalu kecil akan membuat sakit pada otot, sedangkan penggunaan bra yang terlalu besar akan membuat payudara tampak turun," kata Prita, "Jelas, hal itu akan mengurangi nilai estetik payudara."
Meski peran dan fungsi bra sangat penting, bukan berarti perempuan harus terikat dengan urusan bra sepanjang hidupnya. Menurut Prita, ada saatnya payudara dilepaskan dari penyangganya, sehingga organ tersebut bisa "bernapas" lega. Misalnya, saat istirahat atau tidur. " Intinya, sesekali membiarkan payudara tanpa bra tidak mengapa," kata Prita setelah presentasi.
Selain kemampuan memilih bra yang tepat, Prita melanjutkan, perempuan harus cerdas menjaga kebugaran tubuh dan kekuatan otot dada dan punggung sebagai pendukung alami untuk payudara. "Olahraga teratur yang secara khusus menggerakkan otot dada dan punggung sangat baik dilakukan, misalnya berenang," katanya.
Kewaspadaan akan kesehatan payudara juga penting. Saat mengalami keluhan di seputar payudara dan nyeri punggung, misalnya, jangan ragu menemui dokter. Tak usah takut karena solusinya tak mesti berupa pengobatan. Apalagi kalau penyebabnya adalah penggunaan bra yang tidak tepat. Selain mengganti bra yang dipakai, bisa jadi, dia meneruskan, terapinya hanya berupa terapi fisik atau olahraga tertentu.
"Jika ingin mengetahui lebih banyak tentang kesehatan perempuan dan bra pendukung, Januari mendatang, kami mengadakan berbagai kegiatan," kata Lucia Niken, manajer pemasaran salah satu produsen pakaian dalam wanita di Jakarta. Hajatan itu, menurut dia, memberi kesempatan kepada kaum Hawa mendapatkan berbagai info menarik masalah kesehatan, terutama soal payudara.
| UTAMI WIDOWATI