Liputan6.com, New York: Hati-hatilah wahai para pemain sepakbola atau mereka yang hanya sekadar iseng bermain bola. Sebuah penelitian dari Montefiore Medical Center, rumah sakit Universitas untuk Albert Einstein College of Medicine menyebutkan, terlalu banyak menyundul bola akan berdampak pada kerusakan otak. Ancaman kerusakan otak tersebut ada di bagian belakang tengkorak yakni memori eksekutif.
Kasus meninggalnya pesepakbola Inggris Jeff Astle 2002 lalu diyakini para peneliti akibat kerusakan otak di bagian belakang tengkoraknya. Sementara petugas berwenang menyimpulkan meninggalnya pemain bola tersebut disebabkan karena degenaratif otak akibat menyundul bola kulit yang berat.
Para peneliti menggunakan tipe khusus dari scan otak yang dikenal sebagai difusi tensor imaging yang baik untuk memvisualisasikan saraf dan jaringan otak manusia. Sebanyak 32 relawan menjalani scan dan diminta menjawab volume intensitas mereka menyundul bola. Kerusakan hanya terjadi pada pemain yang mengaku telah menyundul bola sedikitnya seribu kali dalam setahun, meskipun ini terdengar seperti banyak namun itu dilakukan beberapa kali dalam sehari selama menjadi pemain reguler.
Dr Lipton yang mempresentasikan hasil temuannya pada pertemuan tahunan Masyarakat Radiologi Amerika Utara mengatakan bahwa menyundul bola bukanlah sebab dari besarnya dampak kerusakan sarat-saraf di otak.
"Namun berulang-ulangnya aktivitas ini, akan memicu terjadinya penyebab degenerasi sel-sel otak," ujarnya mengingatkan.
Namun peneliti dari School of Psychology di Keele University, Dr Andrew Rutherford meragukan hasil penelitian tersebut. Andrew Rutherford telah meneliti kemungkinan kerusakan yang disebabkan oleh sundulan bola selama beberapa tahun. Namun dirinya belum yakin dengan bukti-bukti yang ada selama ini. Peneliti senior ini melihat ada hal yang salah. Andrew percaya potensi degenerasi otak terjadi karena pemain bola beradu kepala ketika mereka berebut bola di udara, daripada kontak langsung dengan si kulit bundar. (bbc.co.id/Vin)