KOMPAS.com - Saat peluncuran rangkaian produk terbaru POND's Clear Balance dan POND's White Beauty, diperkenalkan juga kampanye "Make It Happen". Program yang mengajak remaja Indonesia untuk lebih berani mewujudkan kreativitas ini menampilkan sekelompok praktisi kreatif muda yang disebut sebagai Happening Gang. Mereka terdiri atas Pevita Pearce, Olivia Jensen, Sonia Eryka, Cotton Ink, Afgan Syahreza, Lala Karmela, Calvin Jeremy, dan Pee Wee Gaskins.
Happening Gang menjadi semacam role model bagi kaum muda Indonesia, karena telah mampu membuktikan eksistensinya baik di bidang musik dan fashion. Dari bidang fashion, muncul label fashion Cotton Ink yang mewakili fashion entrepreneur, dan Sonia Eryka yang mewakili fashion blogger.
Berawal dari pertemanan yang sudah terjalin sejak SMP, Ria Sarwono dan Carline Darjanto memiliki ide spontan untuk membangun usaha printed t-shirt pada tahun 2008. Padahal, selepas SMA, mereka memilih bidang pendidikan yang berbeda. Carline memilih sekolah bisnis di Malaysia, sedangkan Ria masuk jurusan desain komunikasi visual di Universitas Paramadina. Tak bahagia dengan pilihan tersebut, setelah lulus mereka mendalami studi fashion. Ria memilih kursus singkat di London College of Fashion, sedangkan Carline menempuh studi fashion-nya di Lasalle College of Fashion.
Saat memperkenalkan label Cotton Ink pada 2008, Barack Obama sedang ngetop-ngetopnya. Mereka pun menjual kaus sablon dengan gambar wajah Obama. Kaus tersebut menjadikan produk Cotton Ink makin dikenal luas. Mereka pun menambah beberapa produk pakaian wanita seperti busana siap pakai, legging, aksesori, dan syal. Produk inilah yang benar-benar mengangkat nama Cotton Ink.
"Aku menemukan desain syal yang menjadikan produk Cotton Ink jadi happening." ungkap Ria, saat peluncuran kampanye di fX Lifestyle X'nter, Jakarta, Kamis (17/11/2011) lalu. Tubular shawl yang bisa dipakai dalam berbagai gaya tersebut menjadi most wanted item.
Dengan terus menekuni dan fokus membuat online store Cotton Ink, Ria dan Carline mempunyai motto yang membuat mereka mampu bersaing dengan brand fashion lain yang sudah lebih dulu ada. "Tidak boleh menyerah walaupun banyak rintangan di dalam usaha yang kami jalani ini," tutur Carline, yang beberapa waktu lalu juga menjadi pembicara di seminar yang digelar oleh Jakarta Fashion Week 2012.
Bagi mereka, usia muda tak perlu menjadi alasan untuk tidak berhasil menembus industri fashion. Keduanya memberikan trik khusus untuk kaum muda yang berniat menggeluti dunia fashion. "Rajin membaca banyak buku, juga membaca berita-berita mengenai fashion untuk mengetahui tren terkini," ungkap Ria.
Dalam usianya yang muda, Cotton Ink sudah mendapat pengakuan dari beberapa media. Tahun 2010, mereka meraih Most Favorite Brand di Brightspot Market, The Most Innovative Brand di Cleo Fashion Award (Jakarta Fashion Week), dan Best Local Brand dari Free Magazine.
Senada dengan Cotton Ink, Sonia Eryka juga mengajak remaja Indonesia untuk terus berkarya dan tidak pantang menyerah menghadapi kesulitan yang terjadi dalam mewujudkan mimpi. Ia sendiri bermimpi memiliki clothing line dan kafe sendiri. " Jangan pernah takut untuk mencoba, beranilah untuk mewujudkan keinginan kita," serunya.
(Sherly Lunardi)
Ingin melihat galeri foto Jakarta Fashion Week 2012? Klik di sini: Koleksi Ivan Gunawan Koleksi Oscar Lawalata dan Justin Smith, The Culture Incarnation Koleksi Shafira Koleksi Biyan Wanaatmadja Koleksi Danar Hadi Koleksi para selebriti di sesi Grazia Glitz & Glam Koleksi desainer ASEAN Ashley Isham, Bernard Chandran, Tube Gallery Koleksi Blaire by Angie Blaire