Liputan6.com, Jakarta: Penelitian terbaru Harvard School of Public Health, Boston, Amerika Serikat menemukan kandungan Bisphenol A atau BPA yang digunakan untuk mencegah karat kemasan kaleng makanan, ternyata dapat berdampak tidak baik bagi kesehatan konsumen.
Bisphenol, selain terdapat pada kaleng, zat ini pun terdapat pada kemasan minuman plastik yang dikeraskan. Namun, bahaya yang ditimbulkan tidak sebesar dalam kemasan kaleng. Dilansir DailyHealth (23/11) lalu, penelitian sebelumnya menemukan, ibu hamil yang terkontaminasi dengan zat ini akan berpengaruh pada perilaku anak yang dilahirkan hingga berusia tiga tahun. Terlebih bila anak yang dilahirkan perempuan. Karena hormon wanita lebih sensitif terhadap senyawa ini dengan menunjukkan gangguan perilaku seperti hiperaktif, agresif, cemas, dan depresi.
Menurut WHO INFOSAN, bahaya lainnya zat ini selain bisa mengganggu proses hormon, juga mengganggu fungsi hormon thyroid, perilaku seksual, kesuburan, kerusakan pada hati, dan kanker payudara. Negara-negara Eropa telah sadar akan bahaya dari zat tersebut. Karenanya pihak otoritas setempat telah melarang penggunaan BPA dalam botol susu plastik anak-anak, mainan, dan kemasan lainnya yang mudah terjangkau anak. Hal ini disebabkan BPA terdapat dalam plastik pegangan sendok, garpu, pisau, mainan, tempat makan, dan barang plastik lainnya.
Diharapkan, dengan begitu dahsyatnya bahaya ditimbulkan, pemerintah Indonesia dengan pihak terkait tanggap dan bisa mencegah, melarang penggunaan BPA yang kerap jadi bahan konsumsi masyarakat. (klikdokter.com/ARI)