Senin, 28 November 2011 | 11:02 WIB
TEMPO.CO, Maryland - Penelitian terbaru menyimpulkan menguap bisa membantu otak tetap dingin. Menurut Gary Hack dari University of Maryland School of Dentistry dan Andrew Gallup, dari Pinceston University, menguap sama sekali bukan dipicu dfaktor kebosanan, lelah atau kekurangan oksigen. Sebaliknya menguap membantu mengatur suhu otak.
"Otak sangatlah sensitif terhadap perubahan temperatur dan karena itu perlu dilindungi dari overheating (kepanasan)," kata peneliti dalam siaran pers yang dikeluarkan oleh University of Maryland yang dimuat Health Day edisi Jumat 25 November 2011. "Otak seperti komputer, berfungsi dengan baik saat mereka dingin," ujar mereka. Hasil temuan ini akan muncul di jurnal 'Medical Hypotheses' edisi Desember.
Menurut para peneliti, "Selama menguap, dinding pada rahang atas sinus (terletak pada pipi di setiap sisi hidung), bersuara seperti lenguhan sapi dan membantu otak tetap dingin."
Para peneliti itu juga mencatat bahwa fungsi sebenarnya dari sinus masih menjadi perdebatan. Karena itu, teori ini diharapkan bisa membantu mengklarifikasi hal tersebut. "Sangat sedikit pemahaman mengenai sinus, dan sedikit yang setuju terhadap hasil penelitian tentang mereka. Beberapa ilmuwan malah yakin bahwa sinus-sinus ini tak punya fungsi sama sekali," ungkap Hack dalam siaran persnya.
Lebih lanjut para peneliti mengatakan bahwa teori bahwa menguap bisa membantu mendinginkan otak mempunyai implikasi secara kesehatan. Sebagai contoh, menguap yang berlebihan seringkali mendahului gejala terjadinya epilepsi dan rasa sakit pada orang yang mengalami sakit kepala sebelah (migren). Karena itu, dokter bisa menggunakan menguap yang berlebihan sebagai sebuah cara untuk mengidentifikasi pasien-pasien dengan kondisi yang dipengaruhi oleh pengaturan suhu.
"Menguap yang berlebihan tampaknya menjadi gejala dari kondisi tertentu yang ada hubungannya antara otak dengan suhu udara, seperti kerusakan sistem syaraf pusat dan gangguan tidur," kata Gallup.
ARBA'IYAH SATRIANI