KOMPAS.com - Kemajuan di bidang ilmu kedokteran saat ini memungkinkan kaum perempuan untuk melahirkan dengan cara apa saja. Dari persalinan normal, caesar, water birth, hingga home birth, alias melahirkan sendiri di rumah. Namun persalinan jenis terakhir ini hanya disarankan untuk perempuan yang akan melakukan persalinan untuk kedua kalinya. Sedangkan perempuan yang baru akan melahirkan untuk pertama kalinya, justru akan menimbulkan risiko.
Para peneliti dari University of Oxford juga mengatakan, perempuan dengan kehamilan berisiko yang rendah juga perlu diberi pilihan untuk melahirkan di rumah. Komplikasi persalinan untuk ibu dengan kehamilan kedua boleh dibilang sangat jarang, dengan peluang hanya 4,3 persalinan untuk setiap 1.000 persalinan. Tidak ada perbedaan signifikan antara perempuan yang melahirkan di rumah dan mereka yang melahirkan di rumah sakit.
Namun, angka ini bisa meningkat menjadi 9,3 persalinan di rumah (yang mengalami komplikasi) dibandingkan dengan 5,3 persalinan di rumah sakit, untuk ibu yang baru pertama kalinya melahirkan.
"Hal ini mungkin ada hubungannya dengan tipe perempuan yang memilih home birth, pengalaman bidannya, atau masalah saat mentransfer ibu ke rumah sakit, atau hal yang lain sama sekali," jelas pemimpin studi ini, Profesor Peter Brocklehurst.
Ibu hamil yang berminat untuk menjalani prosedur persalinan di rumah, disarankan untuk berkonsultasi lebih dulu dengan dokter maupun bidan. Perempuan harus memahami bahwa komplikasi persalinan bisa terjadi dimana saja, sehingga yang harus diutamakan adalah kenyamanan masing-masing ibu saat melahirkan.
"Jika seorang perempuan merasa nyaman dan aman di lingkungannya, ia cenderung akan merasa lebih dapat mengontrol dirinya selama persalinan," demikian menurut Mary Newburn, juru bicara National Childbirth Trust.
Sumber: Marie Claire