KOMPAS.com - Perancang Edward Hutabarat (53) melanjutkan kampanyenya dari daerah ke daerah. Tak terkait politik, tetapi menyangkut tradisi berbusana. Kali ini di Bali, yang kaum perempuannya punya tradisi berkebaya dalam kesehariannya.
Edo, panggilannya, mengampanyekan kebaya kutu baru (kebaya dengan bef) yang menjadi ciri khas daerah tersebut.
"Kebaya bali itu spesifik, hanya Bali yang punya. Tapi, kenapa sekarang orang suka pakai kebaya encim dan bukan kutu baru?" kata Edo yang pergelarannya bertajuk "Inspirasi Lifestyle Kebaya Bali" akan digelar pada 26 November nanti.
"Cara mengikat selendang di pinggang pun seharusnya ada harmoni, tapi kini asal ikat saja. Saya juga mau memperlihatkan bagaimana cara melilit kain, memakai perhiasan, merias wajah yang tidak menor, sehingga kita bisa tampil serasi dan cantik," katanya.
Menggairahkan kembali pemakaian busana tradisional, kata Edo, akan berdampak luas, termasuk kehidupan para penenun, penjahit, pembatik, serta pembuat sarung dan songket.
"Di sini industri kreatif bicara," ujar Edo, yang akhir pekan lalu menampilkan koleksinya, gaun-gaun dari materi perca batik dengan teknik quilt dalam Pekan Mode Jakarta.
Perca atau patchwork, menurut Edo, juga bisa menjadi peluang industri kreatif. Limbah kain menjadi bisnis daur ulang, yang ujungnya membuka lapangan kerja baru. (MYR)
Sumber: Kompas Cetak