KOMPAS.com - Makan makanan berlemak, manis, dengan porsi yang berlebihan, sudah pasti membuat Anda berisiko mengalami obesitas. Namun ada satu hal lagi yang bisa memicu risiko obesitas, yaitu makan terlalu cepat. Bahkan menurut penelitian dari Osaka University, Jepang, risikonya meningkat dua kali lipat!
Menurut Profesor Ian McDonald dari Nottingham University, makan terlalu cepat akan mengesampingkan mekanisme yang memberi informasi pada otak bahwa kita sudah kenyang. "Saraf-saraf mengirimkan sinyal ke otak bahwa perut sudah membuncit. Tetapi pada saat yang sama, suatu hormon yang disebut ghrelin -yang dilepaskan ketika perut mengosongkan diri untuk memicu pesan lapar- mulai menurun," katanya.
Pesan berisi "berhenti makan" itu butuh 20 menit (setelah Anda mulai makan) untuk mencapai otak. Bayangkan jika Anda tergolong pemakan cepat, dalam 20 menit Anda tentu sudah makan terlalu banyak.
Selain itu, menurut Dr David Forecast, konsultan gastroenterologi di London Clinic dan St Mark's Hospital, makan terlalu cepat juga menyebabkan Anda kembung dan rasa tak nyaman di perut.
"Anda akan menelan udara dalam jumlah besar, yang bisa menyebabkan ketidaknyamanan pada saluran pencernaan," tuturnya. "Jika Anda merasa nyaman, tapi tidak terlalu kenyang ketika berdiri, tandanya Anda sudah cukup makan."
Sumber: Marie Claire