TEMPO Interaktif, - Anda mungkin merasa kesulitan untuk menurunkan berat badan dan pada saat yang sama banyak anggota keluarga yang gemuk. Lantas, Anda menyimpulkan bahwa sulitnya menurunkan berat badan adalah akibat faktor genetis.
Jangan menyerah dulu, hasil temuan terbaru mengungkapkan berat badan tidak tergantung kepada gen. Menjadi pribadi yang aktif bisa menyingkirkan tumpukan lemak dalam tubuh, meskipun bagi mereka yang mempunyai 'bakat' gemuk yang diturunkan dalam DNA mereka.
Hasil riset yang dipublikasikan di jurnal PLoS Medicine ini memfokuskan penelitiannya pada 'junk food gene', yaitu jenis DNA yang terdapat pada dua pertiga orang Inggris yang membuat mereka menggemari makan makanan berlemak dan bergula.
Mereka yang mempunyai gen gemuk ini, seperti diketahui, makan 100 kalori lebih banyak per makanan, dibandingkan orang yang tak punya gen tersebut. Setelah seminggu, jumlah kalori ini akan menjadi 2.100 atau sama dengan jumlah makanan sepanjang hari.
Peneliti dari Medical Research Council's Epidemiology Unit di Cambrigde Inggris mengevaluasi data mengenai gen, berat badan, dan kebiasaan olahraga yang dilakukan oleh 220 ribu orang dewasa di seluruh dunia. Riset ini menghubungkan antara gen gemuk dan obesitas, tetapi juga memberikan penekanan kepada manfaat dari olahraga.
Seseorang yang mempunyai gen kelebihan berat badan dan tidak bergerak aktif mempunyai peluang untuk meningkatkan berat badannya 30 persen lebih tinggi ketimbang mereka yang tak punya gen ini. Sebaliknya, pada mereka yang aktif bergerak, gen ini hanya mempunyai peluang untuk naik sebesar 22 persen.
Artinya, kata para peneliti seperti dimuat Daily Mail, 2 November 2011, olahraga dan aktivitas yang tinggi bisa memotong peluang gen gemuk ini hingga 27 persen. Kesimpulan dari jurnal ini, "Pemahaman publik bahwa gemuk akibat faktor keturunan tidak bisa diperbaiki dengan olahraga adalah keliru."
ARBA'IYAH SATRIANI