Jakarta (ANTARA News) - Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah (RSJPD) Harapan Kita Jakarta termasuk satu dari tujuh rumah sakit di Indonesia yang diminta Kementerian Kesehatan untuk memperoleh akreditasi JCI (Joint Commision International) pada 2012.
"Akreditasi JCI untuk membuktikan bukti bahwa RSJPD Harapan Kita sudah sejajar dengan rumah sakit tingkat dunia," kata Drektur Utama RSJPD Harapan Kita dr Hananto Andriantoro, SpJP, di sela-sela peringatan HUT ke-26 RSJPD Harapan Kita di Jakarta, Minggu.
Menurut Hananto, sumber daya manusia dan peralatan di RSJPD Harapan Kita sudah setingkat dengan rumah sakit kelas dunia. "Tetapi, harus diakui, RS Jantung Harapan Kita marketingnya masih lemah, sehingga masih banyak kalangan yang belum tahu kita sudah sekelas dunia," ujarnya. Oleh karena itu, pengakuan Internasional ini sangat penting untuk lebih menyakinkan masyarakat dan pihak asuransi. "Masyarakat dan lembaga asuransi harus percaya, jadi pasien tidak perlu lagi lari ke luar negeri. Cukup berobat di Indonesia. RSJPD Harapan Kita sudah setara dengan rumah sakit kelas dunia," katanya. Oleh karena itu, rumah sakit yang telah menjadi Pusat Jantung Nasional sudah membangun jejaring rumah sakit dan sudah membina 15 rumah sakit agar dapat menangani pasien jantung secara tepat dan aman. RS yang sudah masuk jejaring tersebut berada di Jakarta, Medan, Padang, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Solo, Malang, Surabaya, Denpasar, Manado, Aceh, Pekanbaru, Palembang dan Makassar. "Jadi seharusnya yang datang ke pusat jantung ini pasien yang sudah berat saja dan bagi pasien-pasien yang selama ini lari ke luar negeri. Misalnya, pasien yang sudah dipasang ring, lalu mengalami diare atau batuk, bisa saja di rumah sakit di Cengkareng. Pasien jantung di daerah juga begitu, tidak semua harus dirujuk ke pusat jantung di Jakarta," katanya. Bahkan untuk menyakinkan semua kalangan mulai dari masyarakat awam hingga kalangan pejabat dan pengusaha, pihaknya telah menyiapkan "anually book - success story" yang berisi kisah sukses pasien-pasien jatung yang ditangani oleh tim RSJPD Harapan Kita. "Buku ini harus dibaca siapa saja, termasuk menteri hingga presiden," ujar Hananto. Kini, selain merealisasi program promotif dan preventif kardiovaskuler melalui jejaring rumah sakit, pihaknya juga tengah mempersiapkan tim keliling untuk mengoperasikan "mobile catch lab". Alat catch lab seberat 1.900 kilogram ini bisa digunakan untuk pemasangan ring di mana saja.
"Pertama digunakan saat berlangsungnya Sea Games di Palembang beberapa waktu lalu. Catch Lab ini untuk memberikan pelayanan yang paripurna, merata, berkualitas, dan berkeadilan. Tim siap bergerak seperti program Flying Doctor, bahkan bisa sampai papua asal ada pesawat Boeing 737. SDM bukan hanya dokter tetapi ada perawat dan teknisi," katanya.
Direktur Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan dr Chairul Rajab Nasution mengatakan, RSJPD Harapan Kita sudah melakukan penguatan SDM untuk mengembangkan sistem pelayanannya. Konsepnya membangun jejaring dari pelayanan primer, sekunder, sampai tertier. "Rumah sakit Jantung Harapan kita ini benar-benar jadi rumah sakit berstandar internasional, sejalan Kemenkes. Tahun 2012, ada tujuh rumah sakit termasuk RSJPD Harapan kita sudah sejajar dengan rumah sakit tingkat dunia," ungkapnya. Sementara itu, Ketua Panitia HUT ke-66 RSJPD Harapan Kita dr Novik Budhiwardana, SpA mengatakan, acara yang diwarnai funbike, ketangkasan bersepeda, dan mendatangkan penyanyi Afgan sebagaiduta sehat "cool dan keren tanpa rokok," sebagi bentuk realisasi aktual dari upaya promotif dan preventif. "Pengangkatan Afgan sebagai Duta Sehat "cool dan keren tanpa rokok" dapat membantu remaja dari keinginan merokok bagi yang belum merokok maupun memotivasi para remaja yang saat ini merokok untuk berhenti merokok, serta lebih smart dalam memilih gaya hidup yang sehat," ujarnya.(*)