Jum'at, 25 November 2011 | 14:19 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kain songket yang dikenakan Edhie Baskoro Yudhoyono dan Siti Rubi Aliya Rajasa dalam akad nikah, Kamis, 24 November 2011, bukan diambil dari sehelai kain yang dijahit menjadi baju, melainkan songket yang ditenun khusus sesuai pola tubuh.
"Songket itu dirancang khusus karena motif bagian depan-belakang sama," ujar Sry Yuliarty, pemilik Sanggar Rias Sriwijaya, ketika dihubungi kemarin.
Di pasaran, songket dengan motif simetris tidak tersedia. Ibas--Edhie Baskoro biasa disapa--mengenakan motif tenun per bagian, seperti untuk bagian lengan saja atau bagian punggung dan depan saja.
Pengantin pria, menurut Sry, biasanya memakai motif songket Naga Besau. "Kalau Ibas tadi, saya enggak perhatian banget, jadi enggak tahu motifnya apa," ujar dia.
Begitu pula motif kain Palembang yang dikenakan Aliya. Yang jelas, Aliya mengenakan atasan jumputan dengan bawahan songket. Biasanya, untuk pengantin perempuan, motifnya adalah motif teratai. "Tapi apakah tadi dia pakai payet atau benang emas, saya tidak tahu," ujar dia.
Sry justru mengamati songket yang dikenakan Ani Yudhoyono dan Okke Hatta Rajasa. Kedua perempuan tersebut mengenakan songket yang sudah tua. Hal ini terlihat dari motif dan warnanya. "Songketnya hasil koleksi, bukan beli," ujar perempuan yang sudah 15 tahun menggeluti rias pengantin.
Nah, soal harga, ia mengaku tidak bisa menebak karena tidak memegang, memuntir, dan melihat sendiri. "Apakah mereka pakai benang emas gantung atau tidak," ujar Sry.
Benang emas gantung adalah benang yang dilapisi lilin emas. Saat ini sudah jarang songket yang bertabur benang jenis ini. Selain mahal, benangnya juga langka. Hanya orang-orang yang mengoleksi atau kaum bangsawan yang memiliki songket berbenang ini.
DIANING SARI