Bersantap di Atas Awan Kuala Lumpur  

Tempointeraktif.com - Gaya Hidup
Tempointeraktif.com - Gaya Hidup
Bersantap di Atas Awan Kuala Lumpur  
Dec 26th 2011, 11:56

Senin, 26 Desember 2011 | 16:17 WIB

TEMPO.CO, Kuala Lumpur - Menara Petronas, yang menjadi ikon atau tanda Kota Kuala Lumpur, Malaysia, sudah banyak yang tahu. Menara kembar dengan ketinggian total hingga 421 meter ini tampak kokoh mencakar langit. Tapi tak banyak yang tahu, di ketinggian 282 meter di gedung milik perusahaan minyak negeri itu kita bisa menikmati makan malam sambil memandang sekeliling kota.

Pengunjung bisa memandang sekeliling kota lantaran tempat makan malam yang bernama Atmosphere atau Seri Angkasa itu dapat berputar 360 derajat searah jarum jam. Bukit Nanas, yang menjadi pijakan menara, membuat orang seperti makan di atas awan. Apalagi desain interior restoran itu dipertegas dengan lukisan dinding bagian poros bergambar tata surya Galaksi Bima Sakti, lengkap dengan urutan matahari dan sembilan planetnya. "Wah, pemandangannya asyik banget," ujar Dupla, salah seorang jurnalis yang ikut dalam rombongan, di restoran itu.

Restoran ini menyajikan makanan khas Malaysia dan internasional. Anda bisa makan nasi lemak, nasi biryani, nasi pandan, dan aneka masakan daging, seperti rendang Malaysia. Ada pula aneka tumisan, masakan Barat, seperti roti, pasta, dan salad. Selain itu, tersedia masakan khas Indonesia, seperti tahu gejrot khas Cirebon, rujak, dan serabi. Tentunya disediakan pula aneka hidangan pencuci mulut, seperti pastri, cokelat, dan puding. Minumannya bisa dipesan melalui pelayan.

Penulis ikut mencicipi menu Serawa Pulut Durian—terbuat dari ketan putih yang disiram dengan krim durian. Ketan ini juga bisa "berenang" di dalam kuah kacang hijau. Serawa Pulut Durian ini sangat nikmat, manis, dan nyamleng.

Namun kenikmatan makanan dan ketinggian tempat itu juga harus dibayar dengan harga yang sepadan. Orang Jawa bilang, "ono rego ono rupo". Untuk masuk ke restoran itu, seorang harus membayar tiket RM 35-50 atau sekitar Rp 98-140 ribu. Sedangkan untuk makan malam model all you can eat berkisar RM 135 atau setara Rp 380 ribu per orang dewasa dan RM 75 untuk anak-anak. Harganya lebih murah bila Anda makan pada siang hari, yakni RM 60 untuk dewasa dan RM 35 untuk anak-anak.

Dalam ruang makan yang mampu menampung 250 orang itu kursi merah dan meja berlilin disusun berjajar mengikuti lingkar ruangan dengan beberapa pilar beton di bagian pinggir. Langit-langitnya berwarna ungu berkelap-kelip serta lampu terang di pinggirnya. Suasana temaram terasa romantis. Apalagi diiringi lagu-lagu cinta yang syahdu yang keluar dari mulut penyanyi dalam pertunjukan musik hidup.

Sayang, malam itu cuaca tak bersahabat. Awan hitam melintas menutup pucuk menara, ditambah air mengguyur dari langit. Perlahan-lahan angin menghalau awan hitam, keindahan dan kemegahan serta kelap-kelip lampu di puncak menara kembali memancar. Jika kita duduk tak bergerak, dalam waktu 1,5 jam ke depan, kita akan mendapat pandangan pada sudut yang sama tempat kita menghadap.

Setelah bersantap di atas langit, masih ada keindahan lain. Jika turun lewat lift, waktu yang dibutuhkan untuk sampai di ruang lobi hanya 5 menit. Ornamen kaca yang membentuk seperti berlian di bagian langit-langit ruangan itu sungguh indah. Kubah berlian itu dirancang oleh seniman Iran. Menara ini dibangun pada 4 Oktober 1991 dan dibuka untuk umum pada 23 Juli 1996.

Selain sebagai salah satu gardu pandang dan ikon kota, menara ini sering dimanfaatkan pasangan calon pengantin untuk foto pranikah (prewedding) atau foto saat pernikahan. Kami juga menikmati teater dan museum telekomunikasi. Trully.... DIAN YULIASTUTI

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions
Next Post Previous Post