Liputan6.com, Jakarta: Anggota Komisi IX DPR RI bidang kesehatan Herlini Amran mengungkapkan jumlah penderita diabetes di Indonesia amat mengkhawatirkan. Keprihatinan berdasarkan hasil penelitian Konsultan Diabetik dan Metabolik Endokrin dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof. Sidartawan Soegondo.
Menurut Herlini, Prof. Sidartawan Soegondo menyebutkan pada 2000, jumlah penderita diabetes mencapai 8,4 juta dan diperkirakan pada 2030 jumlah penderita diabetes di Indonesia bertambah 21,3 juta. "Oleh karena itu saya meminta pemerintah segera melakukan langkah-langkah prefentif menyikapi semakin banyaknya masyarakat Indonesia yang terkena penyakit tersebut," ungkap Herlini dalam siaran persnya kepada liputan6.com di Jakarta, Rabu (21/12).
Perlu diketahui, diabetes melitus atau sering dikenal dengan istilah penyakit kencing manis adalah penyakit kelainan metabolis yang disebabkan banyak faktor antara lain akibat berkurangnya produksi insulin dari pankreas. Selanjutnya, keadaan ini akan meningkatkan kadar gula darah sehingga merusak kebanyakan sistem badan.
Lebih lanjut Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini mengatakan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah mencatat Indonesia dengan populasi 230 juta jiwa, menduduki kedudukan ke-4 di dunia dalam hal jumlah penderita diabetes terbesar setelah Cina, India, dan Amerika Serikat. "Bahkan Kementerian Kesehatan menyebut prevalensi diabetes mencapai 14,7 persen di perkotaan dan 7,2 persen di pedesaan. Dengan asumsi penduduk berumur di atas 20 tahun pada 2010 mencapai 148 juta jiwa, diperkirakan ada 21,8 juta warga kota dan 10,7 juta warga desa menderita diabetes," papar Herlini.
Untuk mengatasi persoalan ini, ia menyarankan pemerintah perlu menggalakkan kepada masyarakat mengenai pentingnya berolahraga rutin di bawah sinar matahari dan mengkonsumsi makanan bergizi. "Jargon 4 (empat) sehat 5 (lima) sempurna yang sangat familiar dan terkenal di masyarakat sebagai gaya hidup sehat sepertinya sudah mulai meredup di masyarakat karena diganti dengan pola gizi seimbang," tambah Herlini
Hasil penelitian Baran Palanimuthu juga menunjukkan sebanyak 43 orang (57,3 persen) responden mempunyai tingkat pengetahuan yang sedang, dimana 26 orang (34,7 persen) responden memiliki tingkat pengetahuan yang kurang dan hanya enam orang (8 persen) responden mempunyai tingkat pengetahuan yang baik mengenai diet diabetes mellitus serta komplikasinya. "Hal ini menggambarkan betapa rendahnya pemahaman masyarakat terhadap penyakit diabetes dan berbagai dampak yang diakibatnya," jelas Herlini.(BJK/AIS)