Selasa, 27 Desember 2011 | 14:58 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah senyum dengan gigi berkilau putih adalah tanda mulut yang sehat, kan? Belum tentu. "Putih dan kesehatan gigi Anda sama sekali tidak terkait," kata Mark Wolff, seorang dekan di New York University College of Dentistry.
Bahkan dokter gigi khawatir banyak orang yang memutihkan gigi mereka mungkin memiliki rasa puas palsu. Gigi mereka masih dapat menyimpan kerusakan dan penyakit gusi yang serius.
Orang yang tidak memiliki gigi berlubang juga dapat menderita radang gusi dan infeksi. Bisa jadi, air liur yang berfungsi melindungi enamel gigi berkurang karena kebiasaan menyikat gigi dan menggunakan benang gigi berlebihan, sehingga membuat gigi longgar.
"Saya mendapatkan pasien di pertengahan 30-an yang tidak memiliki gigi berlubang, sehingga mereka tidak berkunjung ke dokter gigi dalam 10 tahun. Ternyata mereka memiliki penyakit periodontal," kata George Kivowitz, seorang dokter gigi restoratif di Manhattan.
"Mereka kehilangan semua struktur pendukung, dan aku harus memberi tahu mereka bahwa gigi cantik mereka akan jatuh keluar dari kepala jika tidak dibenahi."
Menggunakan produk pemutih lebih sering dari yang direkomendasikan juga dapat mengikis enamel dan menyebabkan gigi semakin transparan tembus. Tapi apa penyebab gigi rusak sebetulnya masih kontroversial. "Tidak ada orang yang benar-benar menunjukkan bahwa itu merusak, tapi tidak ada pula yang tahu hasil jangka panjangnya," kata Dr. Marcus, periodontist di Yardley.
NININ DAMAYANTI | WALL STREET JOURNAL