Liputan6.com, Roma: Tak hanya penyakit, menguap ternyata yang bisa menular. Jika teman di dekat Anda menguap, siap-siap Anda akan mengalaminya beberapa menit kemudian.
Begitulah teori dari peneliti Italia yang mengamati lebih dari 100 pria dan wanita di empat benua. Mereka meneliti ketika ratusan responden itu sedang bekerja, makan di restoran, dan duduk di ruang tunggu. Penelitian ini diterbitkan di jurnal PLoS ONE,.
Ketika salah satu sukarelawan menguap, para peneliti mencatat apakah ada orang dalam radius 3 meter 'tertangkap' menguap. Dan ternyata ada yang menguap dalam tiga menit berikutnya, Kamis (8/12).
Lalu apa penyebabnya? Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa ras dan jenis kelamin tidak berpengaruh pada tak terkendalinya dorongan menguap yang ditularkan. Tapi lebih kepada seberapa baik mereka saling kenal.
Menguap yang menular sering terjadi di antara anggota keluarga, teman-teman, kemudian kenalan. Fenomena ini paling umum di antara orang asing. Seperti yang dilaporkan jurnal PLoS ONE.
Tim Universitas Pisa menyimpulkan bahwa menularnya menguap didorong oleh seberapa dekat emosional kita dengan seseorang, dan bagaimana kita cenderung berempati dengan mereka. Mereka juga mengatakan ada alasan lain yang menghubungkan menguap dengan empati.
Sebagai contoh, kita mulai mengerti menguap dari usia empat atau lima tahun, sewaktu kita mengembangkan kemampuan untuk mengidentifikasi emosi masing-masing dengan benar.
Sebagian besar hewan, termasuk ular dan ikan juga menguap. Tetapi menguap hanya menular pada manusia dan simpanse. Dan menurut sebuah penelitian terbaru anjing juga. Pemeriksaan dari 29 anjing yang ditempatkan di sebuah ruangan dengan seorang pria yang menguap, ditemukan 21 atau 72 persen anjing juga mulai menguap.
Para peneliti, dari University of London Birbeck College, mengatakan keterampilan memungkinkan hewan peliharaan untuk membangun ikatan kuat dengan pemiliknya. (Dailymail/MEL)