Minggu, 04 Desember 2011 | 14:34 WIB
TEMPO.CO, London - Puluhan ribu wanita yang menjalani operasi implan payudara diminta untuk melakukan pemeriksaan medis di tengah kekhawatiran mereka berisiko tinggi terserang kanker.
Peringatan itu menyusul kematian seorang wanita Prancis yang menjalani operasi implan sejenis gel silikon yang diyakini sebagai bahan untuk membuat kasur. Hingga 50.000 wanita Inggris telah menggunakan implan buatan Prancis itu, yang dinilai rapuh dan lebih gampang bocor dibandingkan merek lain.
Kekhawatiran terhadap keamanan Poly Implants Prohtheses (PIPs) - salah satu implan termurah di pasaran - pertama kali muncul 18 bulan lalu. Namun, kekhawatiran itu surut setelah berbagai tes gagal menemukan bukti kuat bahwa implan itu dapat memicu kanker.
Namun, kematian Edwige Ligoneche, 53 tahun, di sebuah klinik kanker Marseille, akibat jenis kanker yang jarang, telah menghidupkan kembali kekhawatiran itu.
Meskipun keterkaitan dengan implan itu belum dipastikan, dikhawatirkan gel itu bocor dari payudaranya dan masuk ke dalam sistemnya.
Organisasi Dokter Bedah Plastik Prancis mengatakan gel itu bisa menjadi faktor pemicu pada kanker. Mereka sedang meninjau kebijakannya terhadap implan itu.
Sementara Dokter Bedah Inggris telah meminta wanita tidak khawatir. Namun, mereka meminta pasien yang menggunakan atau diduga menggunakan implan ini, untuk melakukan scan reguler untuk memeriksa kerusakan dan keretakannya. Jika ada tanda-tanda kerusakan, implan harus diangkat.
Tadi malam, the Medicines and Healthcare products Regulatory Agency (MHRA) mengatakan bahwa implan payudara itu juga telah dikaitkan dengan kanker di Amerika.
Seorang juru bicara MHRA menambahkan bahwa setiap wanita yang khawatir implannya pecah harus berbicara dengan dokter bedah yang mengoperasinya.
Ahli bedah plastik Inggris mengatakan kesalahan terletak pada produsen implan itu, yang kini telah dilikuidasi.
DAILY MAIL | EZ
.png)
