Kalau boleh jujur, tidak banyak dari kita yang mengonsumsi buah setiap harinya.
KapanLagi.com - Mengonsumsi buah bisa dilakukan dengan cara lebih bervariatif dari sekedar melahap potongan buah segar sebagai pencuci mulut. Sebut saja dengan memasukkan buah dalam appetizer, dessert atau main course sebagai bahan utama masakan.
Ada beberapa negara yang sejak lama menggunakan buah sebagai bahan masakan, sebut saja Greek atau Middle East yang sering memasukkan buah kurma dalam beberapa menu makanan utama.
"Orang Indonesia itu belum punya kesadaran mengenai manfaat buah untuk tubuh, mereka lebih sering menggunakan buah lebih untuk 'balancing' rasa," jelas Chef Vindex Tengker ditemui dalam acara Media Expose dan Jamuan makan bersama USA Pear dan Washington Apple Commission. Chef dengan portur tubuh tinggi ini siang lalu (7/11), mengungkap ragam menu masakan dengan kreasi buah segar pear dan apple di Dharmawangsa Hotel Jakarta.
Seusai demo masak, tim Vemale berhasil menemui chef yang mulai kondang sejak kehadirannya di televisi sebagai juri Master Chef Indonesia ini. Di sini beliau berbagi tips soal beberapa buah yang berpotensial untuk dipadukan dengan bahan masakan lain guna diolah menjadi makanan pembuka, makanan utama hingga dessert tanpa menghilangkan manfaat baiknya.
"Tidak semua buah – buahan memang bisa diolah menjadi masakan, harus dilihat juga jenisnya. Contohnya, tidak semua apel bisa kita olah, seperti Apel Washington itu baiknya dimakan langsung. Kalo melalui proses masak dia malah seperti spons saja tastenya, hambar dan sarinya sudah hilang," jelas Vindex. Ia juga menjelaskan ada beberapa jenis apel yang memiliki tekstur kuat untuk melalui proses pemasakan, bisa dengan dijadikan puree, bisa dimasak dengan paduan karamel, bahkan bisa dipanggang sebagai topping baked kue. Apel hijau adalah salah satu contohnya.
Foto: dok. Vemale
Pengetahuan bangsa ini mengenai manfaat buah dan sayur serta cara pengolahan memang masih terhitung rendah, jelas Vindex.
"Memasukkan buah dalam masakan juga memang telah dilakukan sejak nenek moyang kita dulu, namun kalau di Indonesia, bahan buah itu hadir dalam masakan lebih ke arah taste ketimbang healthy," tandas Vindex. Ia juga melihat banyak bahan – bahan sayur yang punya banyak kandungan manfaat, malah dimasak hingga "mati". Dalam arti, kandungan sayur sudah tidak tersisa lagi, di antaranya sayur lodeh, yang pigmen warna sayurpun telah hilang. Padahal pigmen warna dalam buah dan sayur itu punya manfaat baik bagi tubuh manusia.
Ditemui di tempat yang sama, Leonard Tjahjadi selaku Washington Apple Commission menjelaskan kerjasama Washington Apple dengan chef Vindex Tengker telah 3 tahun berjalan. Untuk tahun ini, bersama Haryanto Makmoer, dengan keahlian bakingnya akan mengemas menu – menu makanan dengan inspirasi Apple dan Pear USA.
"Untuk demo kali ini kami mengundang para retailer, buyer juga asosiasi pengusaha resto dan café, memberi pengetahuan mereka bahwa buah itu bukan sekedar makanan pencuci mulut tapi bisa diolah menjadi hidangan yang populer," jelas Leonard.
Dengan dasar tujuan tersebut juga, kedua chef ini akan melakukan peragaan dan demo di kota – kota Jakarta, Bandung, Yogyakarta juga Bali untuk mempromosikan kreasi inovatif baru yang baik untuk masakan dan kue dengan menggunakan aneka buah apel, pir dan buah cherry.
Acara yang akan digelar mulai Desember 2011 hingga Agustus 2012 ini, akan menghadirkan 3 kreasi sajian menu dengan bahan buah, mulai dari appetizer, maincourse hingga dessert, seperti yang berlangsung kemarin di hotel Dharmawangsa. Chef Vindex menampilkan kreasi Sesame Crushed Tuna with apple wasabi sauce, Veal Medallion with apple & pear puree and ginger mushroom sauce serta dessert dengan Pear & Cashew Nut Tart Tatin. (wo/ana/miw)