Prediksi Perkembangan Kuliner Menurut Feng Sui

KapanLagi.com - "Di tahun 2004 perkembangan penduduk kelas menengah ke bawah di bawah 10 juta orang, namun nanti di tahun 2014 diperkirakan akan ada 130 juta masyarakat kelas menengah kita, akan jauh lebih besar dari Filipina, Malaysia, Thailand dan negara –negara Asia lainnya," ucap Kafi Kurnia kepada tim Vemale saat acara cooking demo yang digelar di Four Season Hotel Jakarta, (22/12) lalu. Menurutnya jika perkembangan kelas menengah semakin besar meningkat, hal ini juga berpengaruh pada industri makanan yang juga akan mengalami peningkatan.

"Kita bisa melihat nanti, bagaimana makan akan menjadi hiburan yang paling populer. Bagaimana tidak, bila dibandingkan industri film yang memiliki pilihan yang lebih murah dengan perkembangan televisi dan adanya pembajakan film – film baru, aktivitas mencoba menu – menu makanan baru dianggap menjadi pilihan tepat bagi sebuah keluarga," tambah Kafi. Mungkin menurut kelompok kelas menengah ke bawah, kebutuhan makan lebih dianggap premier ketimbang yang lain.

Menurut pria yang mengaku telah puluhan tahun berkecimpung di bidang kulinari dan grocery ini, tanda – tanda kemakmuran sebuah daerah urban, ditentukan oleh variasi jumlah makanan yang hadir bersama berdirinya banyaknya ragam restoran. Indikasi lain dari prediksi industri makanan akan berkembang lebih pesat, menurut Kafi, salah satunya juga karena makanan di Indonesia sangat beragam. Sebut saja, Jakarta yang makanan khas daerah mulai bisa banyak Anda temukan, dengan berdirinya restoran-restoran yang menawarkan koleksi menu – menu otentik beragam daerah.

Bicara soal kuliner etnik, Kafi juga menjelaskan soal tren spicy food yang sedang membooming di dunia, membuat makanan berbumbu pedas kini mulai memiliki banyak peminat. Hal ini tentu menjadi kelebihan bagi Indonesia yang dikenal sebagai negara yang kaya akan rempah. Kekayaan rempah ini pula yang memengaruhi kekayaan cita rasa Nusantara, dan masakan Manado salah satunya yang memiliki menu dengan cita rasa rempah yang unik dan dianggap mengalami prediksi tertentu dalam perkembangan menu nusantara menjadi lebih mengglobal.

Untuk dunia pastry dan bakery, Indonesia lebih dikenal dengan kue – kue tradisionalnya, ketimbang jenis roti. Kue – kue tradisional dengan konsep yang fresh ini mungkin jadi kekurangan sekaligus kelebihan, dan hal ini menurut Kafi menjadi suatu tantangan bagi para ahli kuliner untuk memodifikasinya. Budaya roti dan kue khas Indonesia memang masih cenderung konvensional menurut Kafi, yang kemudian memberi contoh sebuah toko roti di Medan yang sudah berpuluh tahun hanya menjual roti kelapa saja.

Kafi juga mengungkapkan kue – kue dengan filling buah juga akan membooming, karena kue – kue dengan filling buah segar atau buah kering ini telah menjadi tren di luar negeri. Menurut Kafi, kecenderungan menu – menu eksotik yang memikat ini menang banyak menggunakan isian buah – buahan. Bukan sekedar itu, kelebihan menu dengan menggunakan buah adalah manfaat buah yang terkandung, yang akan membantu para ibu untuk menghadirkan menu – menu sehat bagi keluarganya.

Dalam kesempatan ini, chef Haryanto Makmoer, baker pastry profesional memberikan resep – resep bakery pastries dengan menggunakan buah – buah segar juga buah kering. Acara yang merupakan kelanjutan dari acara yang diselenggarakan atas kerjasama USA Pear dan Washington Apple Commission ini merupakan upaya untuk mengkampanyekan menu sehat dengan buah.

Pada event kedua ini, Kafi Kurnia yang merupakan President Director PT. Andal Krida Nusantara, yang merupakan pihak penyelenggara, mengajak Chef Haryanto untuk memberikan tips dan resep kue dengan topping atau isi buah, seperti Apple Ginger Nutmeg bread pudding, Sun-maid Raisin Pia, dan favorit banyak orang saat ini, Cinnrais Cup Cake, cupcake dengan buah kering raisin yang memberikan rasa manis dan masam yang segar. (wo/ana/miw)