Saat Kekebalan Tubuh Berkhianat

Tempointeraktif.com - Gaya Hidup
Tempointeraktif.com - Gaya Hidup
Saat Kekebalan Tubuh Berkhianat
Dec 26th 2011, 21:25

Selasa, 27 Desember 2011 | 03:49 WIB

TEMPO.CO : - Yogaswara, 37 tahun, duduk di kursi roda. Kedua kaki dan tangannya lumpuh permanen. Dia tidak bisa leluasa beraktivitas. Untuk mandi, makan, dan kegiatan lainnya, Yoga harus dibantu keluarga. Kemampuan bernapasnya juga jauh menurun.

Yang tak kalah menyakitkan adalah rasa sakit dari pinggang ke bawah yang dialaminya setiap saat. "Rasanya seperti disayat-sayat," kata Yoga dengan suara lirih. Penderitaan lainnya adalah sakit luar biasa saat buang air besar dan kecil. "Sakit sekali, bisa sampai teriak-teriak," ia menjelaskan.

Yoga adalah pasien Guillain-Barré Syndrome (GBS). Dia terkena sindrom ini pada 1991, saat duduk di kelas III SMA. Sayang, saat dibawa sebuah rumah sakit di Bandung, dokter tidak mengetahui bahwa Yoga terkena GBS. Diagnosis saat itu, Yoga mengalami kerusakan saraf biasa. Salah terapi membuat kondisinya makin parah. Baru pada 1999, saat menjalani fisioterapi di Subang, Jawa Barat, dokter mendiagnosis Yoga mengalami GBS.

Pengetahuan soal GBS belum banyak dikenal oleh masyarakat luas, bahkan di kalangan petugas medis sekalipun. "Inilah yang membuat pasien GBS sering salah didiagnosis," kata Ketua Gerakan Peduli GBS Silvia Wahyuni kepada Tempo.Padahal penanganan yang cepat dan tepat bisa menghindari kondisi yang lebih buruk yang dialami pasien GBS, sebagaimana yang dialami Yoga.

GBS adalah sebutan untuk sekumpulan gejala (sindrom) yang ada pada penyakit ini. Penyebab pastinya belum diketahui. Yang jelas, GBS adalah penyakit yang berpengaruh pada kerja otoimun.

Pada pasien GBS, ada "sesuatu" (karena belum diketahui penyebabnya) yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh berkhianat dan menyerang sel, khususnya mielin dari akson, pada susunan saraf tepi si empunya tubuh. Ini menyebabkan fungsi mielin rusak secara bertahap, sehingga saraf pada susunan saraf tepi berhenti meneruskan perintah. Kondisi ini membuat otot-otot yang berada di bawah pengaruh susunan saraf tepi kehilangan kemampuan mengikuti perintah otak.

Saat seseorang terkena serangan GBS, yang dirasakan pertama kali adalah rasa nyeri pada tungkai kaki serta kesemutan di bagian kaki secara berkepanjangan. Kondisi ini berlanjut sampai penderita mengalami baal (mati rasa) yang menjalar ke organ-organ lain di bagian atas. Pasien mengalami sesak napas, tak bisa menelan, hingga otot-otot wajahnya tak bisa ditarik.

Berbeda dengan Yoga, kondisi yang dialami Boneta, 38 tahun, masih lebih beruntung. Pada pertengahan Juli lalu, tim dokter RS Pusat Pertamina mendiagnosis secara tepat serangan GBS yang dialami. Kini dia sudah sembuh dan bisa beraktivitas seperti biasa.

"Yang masih dirasakan sekarang tremor ringan pada tangan," kata warga Bintaro ini. Diperkirakan, sekitar 3 persen pasien GBS pasca-kesembuhan mengalami penurunan kualitas kerja otot, sensasi geli, dan kelemahan yang tetap ada hingga bertahun-tahun.

Penyakit GBS bukan penyakit keturunan dan diperkirakan menyerang 1 dalam 100 ribu penduduk. Meski bukan penyakit mematikan, 4 persen penderita berakhir dengan kematian. Satu hal lagi GBS adalah penyakit yang relatif mahal. Sebab tindakan medis yang saat ini dinilai paling akurat adalah dengan immune globulin (intravenous immunoglobulin) dan pertukaran plasma darah (plasmapheresis). Kedua tindakan medis itu terbilang mahal.

Pada pemberian immune globulin, pasien GBS akan diberikan antibodi yang sehat untuk mencegah kerusakan antibodi. Dosisnya 0,4 gram per kilogram berat badan sebanyak 5 kali sehari. "Sekali diberikan, harganya mencapai Rp 4 juta. Artinya, dalam sehari Rp 20 juta," kata Silvia. Immune globulin diberikan selama dua pekan. Tidak mengheran jika selama menjalani perawatan selama di rumah sakit, Bonita menghabiskan dana hingga Rp 400 juta.

| AMIRULLAH

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions
Next Post Previous Post