Selasa, 13 Desember 2011 | 17:50 WIB
TEMPO.CO, London - Insiden Tuberculosis (TB) terjadi lebih tinggi pada ibu muda setelah melahirkan. Penelitian ini mengindikasikan bahwa grup perempuan ini secara potensial mewakili kelompok target baru TB yang dipilih untuk screening.
Penelitian tersebut dilakukan a new UK-wide cohort study dan dipublikasikan secara online dalam American Thoracic Society's American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine. Dalam penelitian bersama itu peneliti dari Health Protection Agency dan University of East Anglia mengevaluasi data yang didapat dari General Practice Research Database pada semua perempuan hamil antara 1996-2008. Database tersebut mewakili 5,5 persen populasi Inggris dan berisi catatan dari 460 praktek di Inggris.
Dominik Zenner, konsultan pada lembaga kesehatan masyarakat di Respiratory Diseases Department, Health Protection Agency, mengatakan tujuan utama penelitian tersebut adalah untuk menghitung risiko TB selama kehamilan dan pascakehamilan. "Meskipun kami menemukan kenaikan risiko secara signifikan tentang TB dalam enam bulan setelah kehamilan, bukan selama kehamilan, risiko selama kehamilan hampir pasti juga meningkat," ujar Dominik.
Untuk penelitian tersebut peneliti mengestimasi tingkat insiden TB selama kehamilan, enam bulan setelah melahirkan, dan di luar kehamilan, dan meng-adjust model penelitian dengan rasio tingkat insiden dalam model retrospective.
Cohort study memasukkan total 192.801 perempuan dalam 264.136 kehamilan. Peneliti mencatat bahwa dari 177 kasus TB selama penelitian, 22 kasus terjadi selama kehamilan, dan dalam 180 hari setelah melahirkan.
Peneliti menetapkan bahwa perkiraan tingkat TB untuk kehamilan gabungan dan periode setelah melahirkan adalah 15,4 per 100 ribu orang per tahun. Ini secara substansial lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat di luar kehamilan dengan kejadian 9,1 per 100 ribu orang per tahun. Setelah peneliti mensinkronkan model dengan memasukkan umur, wilayah, dan status sosial-ekonomis, mereka menemukan bahwa risiko TB pascakelahiran secara substansial lebih tinggi ketimbang risiko TB di luar kehamilan
Penelitian ini mempunyai berbagai keterbatasan, seperti desain observasi serta fakta bahwa adanya keterlambatan pencatatan administrasi antara diagnosis dan pencatatan TB yang terjadi.
Mengomentari hasil penelitian ini, Zenner mengatakan screening TB yang ditargetkan pada wanita hamil dan setelah melahirkan dalam grup yang berisiko tinggi dapat dibenarkan. Hal itu karena penundaan dalam memulai pengobatan dikhawatirkan akan berdampak lebih buruk untuk ibu serta anak-anak mereka.
AMIRULLAH| HEALTHNEWSTODAY