Selasa, 20 Desember 2011 | 15:13 WIB
TEMPO.CO, London - Tidak ingin tertular cacar air? Berjemurlah! Sebuah studi terbaru dari University of London mengklaim sinar ultraviolet dapat membunuh virus cacar air pada kulit sebelum menular ke orang lain.
Dalam temuan yang dimuat dalam Jurnal Virologi disebutkan virus cacar air lebih jarang ditemukan di negara tropis yang tingkat paparan ultravioletnya tinggi. Namun, para ahli mengatakan, faktor-faktor seperti suhu, kelembaban, dan kondisi kehidupan seseorang juga menentukan.
Virus varicella-zoster memang sangat menular. Virus ini menyebar melaui batuk dan bersin pada tahap awal infeksi. Ciri utama penyakit ini adalah munculnya ruam dan bintik-bintik merah.
Sinar UV telah lama dikenal untuk menonaktifkan virus. Dr Phil Beras dari St George University, London, yang memimpin penelitian ini yakin bahwa inilah alasan mengapa cacar air lebih jarang ditemukan di negara tropis. Cacar, kata dia, banyak ditemukan di negara empat musim, seperti Inggris, yang minim sinar matahari.
Dia memeriksa data dari 25 studi sebelumnya pada virus varicella-zoster di berbagai negara seluruh dunia. Dia menggunakan data ini untuk mencari kaitan antara penyebaran virus dengan faktor iklim. "Ada hubungan antara tingkat UV dan prevalensi virus cacar air," katanya.
Profesor Judy Breuer dari University College, London, mengatakan bahwa UV juga dapat berkontribusi terhadap perbedaan dalam prevalensi cacar air antara daerah tropis dan subtropis. Meski demikian, menurut dia, ada banyak faktor yang menjadi pertimbangan seseorang terkena cacar air. "Seperti suhu, kelembaban dan kondisi sosial, misalnya kepadatan penduduk," katanya
NININ DAMAYANTI | BBC
.png)
