Tidak hanya memiliki panorama nan elok, Sumatera Barat merupakan sentra untuk berbagai jenis kain di Indonesia.
KapanLagi.com - Sumatera Barat mempunyai berbagai teknik pembuatan tenun, bordir, sulam, tarik benang, dan songket terunik di seluruh dunia.
Hal ini merupakan kekuatan budaya, kreativitas dan seni yang mempunyai kemampuan menggerakkan perekonomian masyarakat pada khususnya dan mensejahterakan kehidupan masyarakat Indonesia.
Adalah kabupaten Sijunjung di Sumatera Barat, yang saat ini merupakan anak bungsu dalam kemampuan teknik menenun. Menghadirkan penenun-penenun baru yang kreatif dan produktif. Ini merupakan hal menarik, karena tidak banyak daerah di Indonesia yang saat ini dapat membina penenun baru dengan menggunakan teknik tradisional. Di sini, menenun dengan teknik tradisional ini masih dipertahankan, selain membawa ciri khas dan identitas suatu daerah, menenun dengan teknik tradisional menjadi cerminan karakter suatu komunitas.
Untuk itu, Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Sumatera Barat yang diketuai oleh Ibu Gubernur Sumatera Barat, Ny. Hj. Nevi Zuairina Irwan Prayitno, bekerjasama dengan Dekranasda Kabupaten Sijunjung, dan didukung oleh para ahli tenun yang diketuai oleh Drs.H.AM.Y.DT.Garang, M.Pd dan Ibu Indra Yeni sebagai ketua kelompok, serta Samuel Wattimena mengadakan 'Pagelaran Tenun Unggan Sumatera Barat' Kabupaten Sijunjung di KOI Gallery&Café Kemang, Jakarta pada 8 Desember 2011 kemarin.
Pagelaran ini diadakan untuk mensosialisasikan kemampuan menenun dengan motif baru, yang mampu mereka realisasikan. Di mana kemampuan menenun bagi masyarakat Indonesia merupakan warisan yang sangat perlu dipertahankan dan disosialisasikan.
"Hal ini merupakan sebuah langkah nyata untuk meningkatkan penghasilan dan menggerakkan perekonomian rakyat. Saat ini, para penenun memiliki kapasitas kerja yang diterapkan sebagai sumber pemasukan, apalagi orientasi produk mereka untuk ready to wear, tidak hanya untuk kain sarung saja," ujar Samuel Wattimena yang turut memberikan pembinaan kepada pengrajin tenun Unggan, sehingga para pengrajin memiliki kemampuan membaca pasar saat ini.
Didominasi oleh warna–warna terang, 20 koleksi ready to wear hasil rancangan Samuel Wattimena ini hadir dalam two pieces, memadu atasan lengan ¾, dengan rok, celana, atau koleksi dress midi dengan ragam model garis leher or kerah. (wo/ana/bee)