Workaholic yang Sehat  

Tempointeraktif.com - Gaya Hidup
Tempointeraktif.com - Gaya Hidup
Workaholic yang Sehat  
Dec 30th 2011, 03:50

Jum'at, 30 Desember 2011 | 09:27 WIB

TEMPO.CO - Kompetisi ketat dan pekerjaan menumpuk kerap membuat kita tak lagi berpatokan pada jam kerja eight to five (bekerja dari jam 8 pagi hingga jam 5 sore). Kita bahkan kerap bekerja lebih dari 12 jam dan pulang saat larut malam. Lama kelamaan, hal itu menjadi kebiasaan dan membuat kita kecanduan.

Kebiasaan itu memang tidak sehat. Penyakit degeneratif seperti jantung, stroke, diabetes, gampang menyerang para pekerja keras dan pelembur aktif. Jika memang tak bisa menghilangkan kebiasaan tersebut, setidaknya kita bisa mengurangi dampak buruknya. Dr. Suharnyoto Martomulyono, MSc, Ketua Umum Ikatan Dokter Kesehatan Kerja Indonesia, menjelaskan apa saja kebiasaan buruk itu dan cara mengatasinya.

BUKAN BURUNG HANTU Manusia makhluk diurnal. Kita punya jam badan (circadian rhythm) yang mengikuti siklus matahari. Siang beraktivitas dan malam beristirahat. Kita tak bisa membalik jam itu dan menjadi burung hantu, meski terbiasa melakukannya. Orang yang bekerja malam memaksa organ atau fungsi tubuh–seperti tekanan darah, suhu tubuh, dan sistem pencernaan–bekerja saat seharusnya beristirahat. "Pekerja malam dapat menderita darah tinggi serta gangguan organ pencernaan seperti maag," kata Suharnyoto. "Yang paling puncak adalah risiko terkena serangan jantung dan stroke, dalam jangka panjang tentunya."

Bila memang harus lembur semalaman, ada cara untuk tetap membuat tubuh bugar. Seperti pepatah hutang nyawa dibayar nyawa, hutang tidur malam harus dibayar tidur malam–dengan waktu dan mutu yang sama. Hibernasi sepanjang siang, tidak akan mengganti kekurangan tidur di malam hari. Menurut Suharnyoto, tidur lama (lebih dari 8 jam) pada siang hari malah membuat badan lesu karena secara fisiologis tidur siang hari tidak bermutu.

JANGAN JADI ARCA Tubuh didesain untuk bergerak, bukan untuk duduk anteng di depan komputer. Bila tiap hari jadi arca, penyakit seperti pegal-pegal, sakit otot, kegemukan, hingga penyempitan pembuluh darah ada di depan mata. Waktu kerja yang panjang, biasanya jadi alasan bagi yang tidak sempat olahraga rutin. Tapi sesungguhnya, menurut Suharnyoto, cara untuk tetap bugar bagi yang bekerja di depan komputer adalah dengan mengambil jeda. Setiap satu jam berdiri dan lakukan peregangan kaki, tangan, punggung, dan leher. Perbanyak juga berjalan, naik turun-tangga, mengambil minuman, mengambil dokumen, atau ke toilet. Jangan lupa alihkan pandangan sejenak dari layar dengan melihat pemandangan di luar jendela atau tanaman hijau.

SERBA ALAMI Saat lembur, sering kita minum kopi atau teh, juga makan camilan untuk mendongkrak semangat kerja. Memang lebih baik untuk tidak mengemil dan hanya minum air putih. Tapi bila tidak bisa, batasi hanya satu gelas kopi atau teh saja. Bila terlalu banyak, kafein dapat membuat adiksi. Selain itu, lebih baik ganti gula dengan madu. Terlalu banyak menenggak gula, bisa menyebabkan diabetes. Sedangkan untuk makanan, perbanyak serat dan protein nabati–sayur, buah, dan kacang-kacangan–dan kurangi lemak. Terlalu banyak menyantap makanan berlemak, akan mengurangi kesadaran dan membuat lamban bekerja. Jangka panjangnya, adalah penyumbatan pembuluh darah. "Semua kuncinya, ada pada bahan makanan yang alami," kata Suharnyoto.

CAHAYA RAMADHANI

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions
Next Post Previous Post