Agar Kloset Duduk Tak Menebar Bakteri

VIVAnews - KOSMO
VIVAnews - KOSMO
Agar Kloset Duduk Tak Menebar Bakteri
Jan 9th 2012, 09:19

Senin, 9 Januari 2012, 16:19 WIB

Pipiet Tri Noorastuti

VIVAnews - Pernahkah Anda menutup kloset saat menekan tombol flush? Jamak mungkin akan menjawab tidak. Beberapa tetap duduk saat menekan tombol penyiram kloset. Sementara yang lain melakukannya sambil berdiri di dekat lubang kloset yang terbuka.

Mereka mungkin belum menyadari bahwa menekan tombol flush tanpa menutup lubang toilet berpotensi menebar bakteri ke udara.

Studi yang dipublikasikan Journal of Hospital Infection menunjukkan bahwa Clostridium difficile, bakteri penyebab diare, dapat terpental sejauh 25 sentimeter dari atas dudukan kloset, saat tombol flush ditekan.

Tingkat bakteri paling banyak ditemukan sesaat setelah tombol flush dimainkan atau tangki penyiram bekerja. Jumlahnya menurun seiring berjalannya waktu.

"Tidak semua orang memiliki kebiasaan menutup kloset saat menyiramnya, padahal melakukan hal sederhana ini akan mengurangi kontaminasi lingkungan yang cukup substansial," kata Dr William Schaffner, ketua pengobatan pencegahan di Vanderbilt University Medical Center, kepada ABC News.

Sejumlah peneliti dari Leeds General Infirmary memeriksa suspensi Clostridium difficile di udara di toilet rumah sakit. Hasilnya, kontaminasi bakteri 12 kali lebih tinggi saat kloset yang baru saja digunakan disiram tanpa menutup lubangnya. Kontaminasi bakteri di udara menurun saat kloset disiram dengan lubang tertutup.

Pakar kuman dari Universitas Arizona, Dr Charles Gerba, menemukan bahwa, tisu atau kertas toilet yang berada di dekat kloset juga tercemar bakteri. Kadarnya bahkan jauh lebih tinggi dibandingkan yang terdeteksi di dudukan kloset. 

Studi lain yang dilakukan tim dari Universitas Colorado menunjukkan bahwa bakteri yang menyerang usus itu tak hanya ditemukan di sekitar kloset, tapi juga di gagang pintu toilet, dan dispenser sabun di wastafel. "Anda bisa mendeteksi jejaknya berdasar aktivitas di toilet," kata salah satu peneliti, Gilberto Flores. (eh)

• VIVAnews

Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.

Kirim Komentar

Anda harus Login untuk mengirimkan komentar

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions
Next Post Previous Post