KOMPAS.com - Berpengalaman 10 tahun bekerja dengan sang bunda di bridal Eva Bun, Paula Meliana menantang diri mencipta karya berbeda, lebih bebas menuangkan imajinasi untuk pagelaran busana lepas tengah malam di klub malam premium Jakarta.
Paula menjawab tantangan X2 Club Jakarta, yang memintanya merancang koleksi fashion avant garde untuk memeriahkan festival fashion perdana di klub malam, X2 Runway Festival 2012.
Festival fashion di klub malam ini berlangsung 25-28 Januari 2012 mulai pukul 00:30. Paula mendapatkan giliran tampil di hari kedua yang mengangkat tema besar avant garde.
"X2 menentukan tema fashion show yang berbeda setiap harinya. Satu hari ada empat desainer yang menampilkan koleksi sesuai tema yang telah ditentukan tersebut," jelas Paula kepada Kompas Female sebelum pertunjukkannya dimulai lepas tengah malam pada Jumat (27/1/2012) lalu.
Untuk kali pertama Paula menampilkan rancangan berbeda dari biasanya, termasuk pengalaman pertama tampil di klub malam. "Saya terbiasa membuat gaun bridal dan gaun malam, kali ini benar-benar berbeda, dan justru saya senang karena mendapat tantangan baru. Banyak imajinasi dan kreativitas yang tak terpakai di bridal. Inilah waktunya menuangkan ide-ide kreatif itu," ungkapnya penuh antusiasme.
Paula menerjemahkan tema avant garde dengan busana terusan pendek, panjang, dan juga model two pieces dengan dominasi celana pendek bersiluet seksi. Secara keseluruhan, konsep busana yang dibuat Paula selama dua minggu memang menonjolkan siluet seksi. Namun pemilihan warna hitam dan silver, juga pengunaan material keras seperti paku, kawat, paku payung memberikan kesan berbeda, maskulin, dan tak lazim.
Meski avant garde, busana buatan Paula masih bisa dikenakan untuk acara yang sifatnya tematik. "Bisa untuk busana panggung atau untuk acara yang tematik," katanya.
Paula seakan ingin menonjolkan kekuatan perempuan pengguna busana rancangannya, dengan menghadirkan koleksi paduan feminin dan maskulin. Pemilihan bahan seperti sifon dan tulle yang berkesan feminin dipadukan dengan penggunaan material dari bahan bangunan. Meski imajinatif, Paula memastikan busana rancangannya nyaman dipakai dan aman.
Dalam dua minggu, Paula menggabungkan bahan berbeda karakter ini dalam tujuh set busana baru yang khusus dibuatnya untuk festival ini. "Agar tetap nyaman, saya membuat lapisan pada bahan berat tadi. Ada bahan khusus yang digunakan untuk melindungi pemakai busana dari bahan tajam tadi," jelasnya.
Dengan iringan hentakan musik penuh gairah di klub malam, Paula berhasil menarik perhatian melalui busana dengan aplikasi paku payung yang memberikan kesan penampilan ala lady rocker yang seksi. Sementara busana dengan aplikasi paku yang utuh ditempelkan pada bagian atas gaun berpadu serasi dengan bahan bulu pada bagian bawah busana yang menyerupai rompi panjang. Gaya feminin yang berani, inilah pesan yang disematkan Paula melalui koleksinya, mewakili kebutuhan perempuan, para tamu di X2.
Bagi Paula, fashion show di klub malam memberikan pilihan berbeda menikmati mode. Kesempatan ini tak disia-siakannya sekaligus menjadi caranya mengenalkan label miliknya sendiri Paula Meliana, yang berdiri mandiri tanpa bayang-bayang ibunya.
Menurutnya, desainer muda dan termasuk pendatang baru di lini gaun malam sepertinya, perlu lebih sering menunjukkan kreativitasnya. Termasuk melalui ajang mode yang unik dengan menyasar kalangan yang memang menjadi bagian dari segmentasinya.
Kreativitas inilah yang membuat pelaku industri dapat semakin kompetitif. Dengan begitu, produk dalam negeri dalam bersaing secara sehat dan memberikan lebih banyak pilihan kepada masyarakat. Termasuk memicu penggunaan produk lokal, salah satunya busana buatan perancang Indonesia.