Kamis, 26 Januari 2012 | 13:32 WIB
TEMPO.CO, Jakarta- Bintang Sex and the City, Cynthia Nixon, menyatakan menjadi penyuka sesama jenis karena pilihan. Pernyataan ini memicu reaksi keras aktivis gay yang meyakini orientasi seksual bukan sesuatu yang bisa dipilih. "Saya pernah straight, pernah jadi lesbian, dan lesbian ternyata lebih baik," katanya kepada New York Times Magazine baru-baru ini.
Meski banyak yang tidak setuju, namun bagi Cyntia, "Menjadi lesbian atau gay adalah pilihan." Gay adalah istilah homoseksual yang bisa dipakai untuk pasangan sejenis pria ataupun wanita.
Perdebatan soal apakah orientasi seksual itu alami atau pilihan-–atau kombinasi keduanya-- sudah berlangsung lama. Jika pernyataan Nixon benar, berarti seorang gay bisa kapan saja beralih menjadi straight, bisa juga sebaliknya. Dengan kata lain, homoseksual bisa "disembuhkan". Ini artinya gay adalah suatu penyakit. Tak pelak hal ini memicu kontroversi. Termasuk kecaman keras dari John Aravosis di AmericaBlog Gay
Sebuah studi yang diterbitkan di Journal Investigacion Clinica, Spanyol, pada 2009, menemukan adanya pengaruh genetik atas pilihan orientasi seksual seseorang. Penelitian ini membandingkan kembar identik, kembar fraternal (bersaudara), dan bahkan saudara kandung yang diadopsi secara terpisah. Para ilmuwan menemukan bahwa 27 % sampai 76 % kemungkinan seseorang itu menjadi gay ditentukan oleh DNA-nya. Pengaruh genetis ini lebih besar bagi pria dibandingkan dengan wanita.
Penelitian ini baru puncak gunung es. Secara ilmiah memang ada dasar biologis atas orientasi seksual seseorang meski belum tentu 100% ditentukan oleh faktor gen atau lingkungan.
AKA | NEW YORK TIMES MAGAZINE