Delapan Faktor Pemicu Diabetes

VIVAnews - KOSMO
VIVAnews - KOSMO
Delapan Faktor Pemicu Diabetes
Jan 11th 2012, 08:31

VIVAnews - Diabetes tipe dua (DM tipe 2) seringkali tak terdeteksi di tahap awal. Akibatnya, banyak penderita diabetes yang baru terdeteteksi mengalami serangan jantung, kebutaan, amputasi sampai kematian akibat diabetes.

Diabetes tipe 2, adalah jenis diabetes paling umum dengan jumlah kasus mencapai 90 persen. Diabetes ini terjadi ketika pankreas tidak menghasilkan cukup insulin atau tubuh berhenti merespons insulin, sehingga memicu tingkat glukosa tinggi dalam darah.

Ada beberapa hal yang tanpa disadari membuat risiko seseorang mengalami diabetes makin besar. Jika Anda secara teratur tidur kurang dari lima jam dalam sehari, risiko terkena diabetes dua kali lipat daripada mereka yang tidur tujuh sampai delapan jam setiap malam.

Berikut beberapa penyebab seseorang lebih berisiko mengalami diabetes, seperti dikutip Daily Mail. Bentuk tubuh apel Tak perlu menjadi orang gemuk untuk berisiko mengalami DM tipe 2. Ukuran pinggang yang menggemuk beberapa kilogram dapat menyebabkan DM tipe 2. Seorang wanita berisiko jika ukuran pinggang mereka lebih dari 80cm. Pria Asia berisiko tinggi bila ukuran pinggang diatas 90 cm.

Kurang tidur Jika seseorang secara teratur kurang dari lima jam sehari memiliki risiko diabetes dua kali lipat ketimbang mereka yang tidur 7-8 jam sehari.

Diperkirakan, ini karena kurang istirahat akan mengganggu ritme sirkadian tubuh, jam internal yang mengatur tidur alami dan siklus bangun, serta melepas hormon stres yang terlalu banyak.

Kista ovarium (PCOS) Sebanyak 10 persen dari penderita Sindrom ovarium polikistik (PCOS) mengembangkan diabetes tipe dua. Seperti diabetes, PCOS terkait dengan ketidakseimbangan insulin.

Jika ada terlalu banyak insulin dalam darah, ovarium memproduksi hormon testosteron berlebih, yang mengakibatkan gejala seperti pertumbuhan rambut yang berlebihan, jerawat, kenaikan berat badan dan depresi. Kadar insulin yang meningkat akan merusak kedua ovarium dan pankreas serta mengarah ke diabetes.

Mendengkur Penelitian Yale menunjukkan masalah mendengkur lebih parah, membuat peluang kadar gula darah makin tinggi. Pendengkur berat lebih mungkin untuk mengembangkan diabetes hingga 50 persen.

Salah satu faktor risiko apnea adalah kelebihan berat badan, yang juga merupakan penanda untuk diabetes tipe 2. Tetapi para ilmuwan menyatakan penurunan saluran udara dapat menyebabkan kenaikan kadar kortisol, yang menyebabkan kadar glukosa naik. Kehamilan Meski menjadi perdebatan, ilmuwan menemukan satu dari 20 wanita hamil mengalami gestational diabetes.

Para wanita hamil ini memproduksi gula ekstra untuk membantu janin tumbuh, mengganggu keseimbangan insulin-glukosa yang normal, dan umumnya membuat bayi lahir dengan ukuran lebih besar.

Walaupun sembuh dengan sendirinya setelah melahirkan, para wanita yang mengalami gestational diabetes berisiko lebih tujuh kali lebih tinggi terkena diabetes di masa depan. Melewatkan sarapan Penelitian di Australia menemukan, orang yang melewatkan sarapan cenderung mengalami penurunan mendadak dalam gula darah di pagi hari, sehingga mereka lebih sering makan makanan manis.

Hal ini menyebabkan lonjakan gula darah tiba-tiba dan menstimulasi insulin. Akibatnya sel-sel tubuh resisten terhadap efek dari hormon yang memungkinkan terjadinya diabetes.

Bekerja shift Bekerja bergantian (shift) dalam waktu lama dapat meningkatkan risiko seseorang terkena diabetes tipe 2 hingga 50 persen. Sebuah penelitian terbaru di Harvard University menemukan pekerja yang bekerja dengan sistem shift siang-malam paling berisiko. Seperti kurang tidur, bekerja shift berefek mengganggu gaya hidup terhadap ritme sirkadian.

Minum jus buah Sebuah studi dari 70.000 wanita menemukan mereka yang minum sekitar 180 ml jus buah setiap hari, 18 persen lebih berisiko terkena diabetes. Sebaliknya, makan buah-buahan utuh, dan bukan mengurangi risiko.

Gula alami dalam buah sangat cepat diserap melalui perut sehingga menyebabkan lonjakan kadar gula darah. Tapi memakan buahnya, bukan jus akan memperlambat penyerapan karena adanya serat yang lebih lama dicerna.

 

• VIVAnews

Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.

Kirim Komentar

Anda harus Login untuk mengirimkan komentar

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions
Next Post Previous Post