Minum air (dok. Corbis)
VIVAnews - Hujan hampir setiap hari mengguyur. Atmosfer dingin yang tercipta kadang melenakan. Tak hanya memancing hasrat makan yang lebih besar, tapi tanpa sadar juga membuat diri lupa minum.
Udara dingin memang membuat rasa haus jarang muncul. Ini bukan berarti tubuh tak membutuhkan asupan air. Dalam kondisi dingin, tubuh justru membutuhkan lebih banyak cairan untuk melembabkan udara yang terhirup.
Robert Kenefick, profesor kinesiologi dari Universitas New Hampshire, mengatakan, dehidrasi lebih cepat terjadi di tengah cuaca dingin.
Dalam kondisi dingin, tubuh bekerja lebih keras untuk melembabkan udara yang terhirup. Ini artinya, Anda perlu minum lebih banyak, terutama jika beraktivitas di luar ruangan. Lebih banyak lagi minum, jika air seni Anda berwarna kuning terang.
Jangan remehkan dehidrasi karena kekurangan cairan dalam tubuh memicu gangguan kesehatan. Mulai dari gangguan ringan seperti mudah mengantuk, hingga penyakit berat seperti penurunan fungsi ginjal.
Idealnya, tubuh manusia mengandung cairan sebanyak 55-75 persen dari berat tubuh. Artinya, seseorang yang memiliki berat 50 kilogram, setidaknya mengandung 27-33 kilogram air di dalam tubuhnya. Kekurangan cairan tubuh sekitar dua persen sudah memicu gangguan kesehatan ringan.
Jika keluhan meningkat seperti sakit kepala menandakan cairan tubuh yang hilang semakin tinggi mencapai 4-5 persen. Kekurangan cairan tubuh sebanyak 12 persen memicu gangguan kesehatan yang lebih serius seperti mulut sulit mengunyah. Dalam kondisi ini, perlu penanganan medis. Dan, kematian menjadi ancaman saat kekurangan cairan tubuh mencapai 15-25 persen.
• VIVAnews
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.
Kirim Komentar
Anda harus Login untuk mengirimkan komentar