KOMPAS.com - Banyak cara yang dilakukan untuk menyambut tahun baru, agar tampil cantik dan berbeda di tahun baru. Salah satunya melalui operasi plastik.
Tak heran, Desember 2011 lalu menjadi bulan tersibuk bagi ahli kecantikan untuk melakukan berbagai tindakan bedah plastik dan prosedur penurunan berat badan. Selama bulan tersebut, beberapa dokter di Amerika mengaku melakukan operasi plastik dua kali lipat lebih banyak per harinya. Menurut data dari The American Society for Plastic Surgery, di Amerika sendiri sejak tahun 2007-2008 yang lalu prosedur operasi estetik memang sangat diminati. Bahkan permintaan prosedur operasi estetik ini meningkat sampai sekitar 162 persen.
Bulan Desember dipilih sebagai waktu yang tepat, karena banyak orang ingin tampil lebih cantik di awal tahun baru. Selain itu, proses pemulihan yang memakan waktu cukup lama juga menjadi alasan mereka untuk memilih bulan Desember yang bertepatan dengan musim liburan. Dengan adanya musim liburan, interaksi dengan orang lain tentu bisa diminimalisasi. "Orang-orang ingin bersembunyi ketika mereka dalam masa penyembuhan," ungkap Debra Jaliman, dermatolog dari New York City.
Untuk prosedur perawatannya, bedah bariatik merupakan bedah yang banyak dipilih oleh masyarakat. Prosedur bedah ini bisa mengurangi ukuran lingkar perut dan mengurangi berat badan dengan drastis. "Selama bulan Desember lalu, prosedur operasi bisa naik sekitar 10 persen, sehingga dalam setahun operasi bariatik ini dilakukan sebanyak 600 kali," ungkap Michael H. Wood, Direktur Medis program bedah bariatik dari Detroit Medical Center, University Hospital Harper. Biaya yang dikeluarkan untuk melakukan prosedur ini tidak murah, yaitu sekitar Rp 317 juta.
Selain bedah bariatik, prosedur operasi yang masih populer adalah bedah plastik pada wajah. Franklin Rose, ahli bedah plastik di Houston, mengungkapkan bahwa bulan Desember lalu ia melakukan sekitar 20 operasi seminggu. Hal ini membuktikan bahwa sampai saat ini banyak orang -terutama perempuan- belum puas dengan bentuk tubuh atau bagian lain di wajah sehingga harus "dipermak" dengan cara operasi plastik.
Sumber: wall street journal