Hati-hati, Gejala Flu Burung Mirip Demam Berdarah  

Tempointeraktif.com - Gaya Hidup
Tempointeraktif.com - Gaya Hidup
Hati-hati, Gejala Flu Burung Mirip Demam Berdarah  
Jan 10th 2012, 10:27

Selasa, 10 Januari 2012 | 16:01 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Kasus kematian akibat terinfeksi virus H5N1 atau yang dikenal dengan flu burung kembali memakan korban di Jakarta Utara. Menurut ahli penyakit dalam dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Dr. Ari Syam, SpPD, gejala awal flu burung juga bisa menyerupai gejala demam berdarah yang harus diwaspadai.

"Secara gejala, kasus flu burung bisa menyerupai penyakit lain sehingga bisa saja pada saat pemeriksaan laboratorium, awalnya diduga bahwa kasus yang dihadapi sebagai kasus demam berdarah," ujar Ari Syam melalui e-mail, Selasa, 10 Januari 2012.

Menurut Ari Syam, gejala flu burung bisa ditandai dengan demam tinggi (di atas 38 derajat celcius) disertai gejala flu, batuk, pilek, radang tenggorokan, sesak nafas, serta gejala infeksi virus lain seperti nyeri otot pada sakit kepala. Pasien juga mengalami gejala gangguan pencernaan seperti mual, muntah, atau diare. Secara laboratorium, pemeriksaan sel darah putih (lekosit) dan trombosit menurun.

Perbedaan infeksi flu burung dan demam berdarah baru terlihat apabila dilakukan pengambilan foto paru. "Dalam foto penderita flu burung akan terjadi perselubungan pada paru-paru," ujar Ari Syam. "Selain itu, secara klinis pasien dengan flu burung kondisi sakit dan perjalanan penyakitnya lebih berat," tambah Ari.

Menurut Kepala Pelayanan Penyakit Menular, Kementerian Kesehatan, Dr. Tjandra Yoga Aditama, SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE yang juga spesialis paru, sepanjang masih ada kasus flu burung pada unggas, maka kemungkinan penularan ke manusia masih bisa terjadi. Meski begitu, kasus flu burung di Indonesia terus menurun. "Hingga tahun 2011 ada 11 kasus flu burung, sedangkan di dunia ada 60 kasus," ujar Tjandra Yoga.

Yoga menegaskan, untuk satu kasus yang baru terjadi di Jakarta, Kementerian Kesehatan sudah melakukan penyelidikan epidemiologi ke lapangan. Penanganan kasus ini juga akan dibicarakan bersama Dinas Pertanian dan Peternakan.

Sementara itu, pencegahan flu burung, menurut Yoga, dilakukan dengan terlebih dulu mengambil tindakan pada hewan, kemudian penyuluhan terhadap masyarakat agar tidak melakukan kontak dengan unggas sakit, cuci tangan dengan menggunakan sabun, menjaga kesehatan, serta segera berobat bila terdeteksi gejala awal. "Tentunya juga kesiapan fasilitas dan kewaspadaan petugas kesehatan," ujar Tjandra Yoga.

CHETA NILAWATY

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions
Next Post Previous Post