Washington (ANTARA News/AFP) - Orang yang makan terlalu banyak makanan dengan kalori tinggi dan menjalani diet rendah protein cenderung akan memiliki kadar lemak tubuh lebih tinggi daripada orang yang makan makanan dengan kadar protein tinggi, kata peneliti AS, Selasa.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Jurnal Asosiasi Kesehatan Amerika edisi 4 Januari itu melibatkan 25 orang di Louisiana yang setuju untuk bertindak sebagai pasien dalam penelitian mengenai penambahan berat badan selama periode 56 hari.
Selama sekitar dua bulan, mereka makan makanan dengan kalori berlebih, lebih sekitar 1.000 kalori setiap harinya.
Beberapa diantaranya makan makanan diet dengan kandungan lima persen protein, beberapa diantaranya dengan kandungan 15 persen
protein - yang dianggap sebagai tingkat normal - dan sisanya makan makanan dengan kandungan 25 persen protein, atau jumlah yang lebih tinggi.
Tujuan dari peneliti itu adalah untuk mengungkap perbedaan pengaruh dari kadar protein terhadap kenaikan berat badan secara keseluruhan, lemak tubuh dan pengeluaran energi.
Mereka menemukan bahwa orang-orang dengan diet rendah protein mengalami penambahan berat badan jauh lebih sedikit dari pada yang lain, namun kelebihan energi mereka disimpan dalam bentuk lemak dibandingkan dengan orang dengan diet protein normal atau tinggi.
Orang dengan diet rendah protein mengalami penambahan berat badan setengah dari yang lain, yaitu sekitar rata-rata 3,6 kilogram selama penelitian sedangkan orang dengan diet protein normal dan tinggi mengalami penambahan berat badan sebesar 6,05 kilogram dan 6,51 kilogram.
Namun penambahan berat badan itu dalam bentuk massa tubuh tanpa lemak, untuk orang dengan diet protein menengah atau tinggi.
Sembilan puluh persen dari energi ekstra yang dikonsumsi oleh orang-orang dengan diet rendah protein disimpan sebagai lemak, dibandingkan dengan sekitar 50 persen dalam dua kelompok lainnya.
"Temuan dari penelitian ini adalah bahwa kalori lebih berperan daripada protein apabila mengonsumsi kelebihan energi sehubungan dengan peningkatan lemak tubuh," kata penelitian itu, yang dipimpin oleh George Bray dari Pennington Biomedical Research Center di Baton Rouge, Louisiana. (G003/B002)