Kiprah Desainer Muda di Jakarta dan Paris - Bagian I

KOMPASfemale
KOMPASfemale
Kiprah Desainer Muda di Jakarta dan Paris - Bagian I
Jan 4th 2012, 13:09

KOMPAS.com - Dunia mode Indonesia semakin kaya dengan kehadiran talenta muda. Sepanjang 2011 lalu, sejumlah desainer muda tak hentinya menampilkan talentanya, mulai di panggung busana, pameran seni rupa, hingga pameran fashion di tingkat internasional. Mereka berkiprah di Jakarta juga di kota fashion, Paris. Dian Pelangi, Barli Asmara, Tex Saverio, Stella Rissa, inilah beberapa sosok potensial di dunia fashion Indonesia.

Para desainer muda ini menunjukkan keberaniannya berimajinasi dan menantang diri untuk terus berkembang. Seperti diharapkan desainer ternama dan kurator fashion Sebastian "Seba" Gunawan, "Desainer muda Desainer muda Indonesia harus mulai berani berimajinasi. Tak ada salahnya, mereka masih muda dan memiliki imajinasi yang bergejolak. Menciptakan karya fashion bernilai seni juga menjadi ajang promosi untuk mereka." Seba pun berharap, apresiasi terhadap fashion di Indonesia akan terus berkembang ke depan.

Pelangi di Paris Dian Pelangi tercatat sebagai pengusaha dan desainer termuda di Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI). Perempuan kelahiran Palembang 14 Januari 1991, memilih fokus merancang busana muslim bergaya muda dan trendi, namun tetap patuh pada pakem.

Dian memang sudah dipersiapkan orangtuanya untuk melanjutkan bisnis keluarga, yang bergerak di bidang fashion. Ketika Dian lahir, orangtuanya mulai berbisnis kerudung dari kain pelangi Palembang. Butik busana muslim milik orangtuanya dinamai Dian Pelangi, yang hingga kini dipakai Dian sebagai label busana muslim rancangannya.

Kejeliannya menangkap selera pasar, membuat busana muslim siap pakai berbahan kain tradisional rancangannya berhasil menggaet pembeli. Di tangan Dian, bisnis butik orangtuanya berkembang dari empat kota ke sembilan kota, termasuk gerai di Malaysia.

Fanatik dengan bahan baku kain tradisional yang diproduksi sendiri seperti kain jumputan, songket Palembang, dan batik Pekalongan menjadi karakter khas garis rancangnya. Karier Dian di bidang fashion pun terus melejit. Meskipun ia sempat tak nyaman bersekolah di Jurusan Tata Busana SMK I Pekalongan, Jawa Tengah, lantaran sering dicibir teman sebaya yang mengira Dian akan menjadi tukang jahit saja nantinya. Kini, Dian bukan sekadar mampu menjahit, namun juga merancang ragam busana muslim yang gaya, bahkan mendapat pengakuan di kota mode, Paris.

Dian bersama sejumlah desainer ternama lainnya, memamerkan dan memeragakan busana muslim di ajang bergengsi International Fair of the Moslem World 2011 di Le Bourget, Paris, Perancis, 14-19 Desember 2011 lalu. Tampil di peragaan busana muslim di Paris sekaligus menjadi pencapaian bagi Dian.

"Saya merasa sangat bersyukur bisa diberi kesempatan yang langka ini, memperagakan dan memamerkan hasil karya saya di kota fashion, Paris. Ini adalah impian semua fashion designer pastinya," jelas Dian kepada Kompas Female melalui surat elektronik. Ia melanjutkan, "Tujuan saya selama ini untuk go international, Alhamdulillah, sudah tercapai," akunya.

Antusiasme tinggi penggemar fashion terhadap karya Dian tampak di Jakarta juga di Paris. Di pekan mode Jakarta Fashion Week 2012, koleksi Pelangi dari Rusia rancangannya, mendapat sambutan hangat termasuk dari para anggota Hijabers Community, komunitas yang didirikannya Maret 2011. Sementara di Paris, pengguna dan penggemar fashion muslim dari negara Arab, juga mereka yang berasal dari Paris dan negara-negara lain di Eropa seperti Italia dan Jerman, sama antusiasnya dengan penggemar fashion muslim di Jakarta.

"Alhamdulillah saya dipercaya untuk tampil urutan pertama sebagai desainer pembuka dan sambutannya luar biasa sekali," ungkapnya.

Tampil dan mendapat apresiasi di Paris menjadi kebanggaan bagi Dian, sekaligus pencapaian terbesar dalam karier fashionnya. Namun ia tak ingin berpuas diri. "Saya ingin terus mempromosikan busana muslim dan kain tradisional Indonesia lebih luas lagi, di Eropa maupun Amerika. Saya ingin busana muslim bisa sejajar dengan busana busana lainnya di Paris Fashion Week, Milan Fashion Week atau New York fashion week," tuturnya.

Sebagai usahanya untuk mempromosikan busana muslim, sekaligus berkontribusi nyata menjadikan Indonesia sebagai kiblat muslim fashion di dunia, kini, Dian tengah mempersiapkan materi untuk menerbitkan buku tentang Muslim street style. "Saya hunting Muslim style ke kota-kota besar di Indonesia. Kemudian saya rangkum pengalaman ini menjadi satu dalam buku. Jadi  semua orang bisa mengambil inspirasi dari mana saja," tandanya. (Lanjut ke Bagian II) Baca juga: Dian Pelangi Bawa 10 Busana Muslim ke Paris Indonesia Beri Warna Fashion Muslim Dunia JFW Picu Gairah Berbusana Muslim Hijabers Community, Bersyiar Melalui Fashion Taat Kaidah

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions
Next Post Previous Post