Liputan6.com, Sentani: Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Jayapura, Papua menyebutkan bahwa berdasarkan data terkini menunjukkan kasus HIV/AIDS didominasi oleh ibu rumah tangga (IRT). Menurut sekretaris KPA Kabupaten Jayapura, Purnomo, Kamis (19/1) jumlah IRT yang terinfeksi HIV/AIDS di wilayah ini mencapai 235 orang.
"Hampir setiap tahun jumlah penderita HIV/AIDS dari kalangan ibu rumah tangga meningkat," katanya. Purnomo menambahkan, ibu rumah tangga yang terinfeksi HIV/AIDS bukan karena perilaku mereka, namun sebagian besar ditulari oleh suami yang sering ganti-ganti pasangan selain istri. Sebab lain adalah masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri. Mereka biasanya khawatir akan dikucilkan oleh masyarakat.
Para penderita biasanya baru diketahui oleh medis saat kondisi sudah kritis.
"Ya sangat miris jika melihat jumlah ibu rumah tangga yang semakin tahun semakin tinggi yang dinyatakan terinfeksi HIV/AIDS, ini berarti generasi muda kita juga semakin terancam," ujar Purnomo.
Hingga November 2011 jumlah kasus HIV/AIDS telah mencapai 796 kasus masing-masing HIV 335 kasus dan AIDS 461 kasus. Kaum laki-laki sebanyak 330 kasus atau 41,5 persen, sementara perempuan terdapat 466 kasus atau 58,5 persen. Golongan umur yang terinfeksi HIV/AIDS adalah, usia 1-4 tahun (18 kasus atau 2,3 persen), umur 5-14 tahun (3 kasus atau 0,4 persen), umur 15-19 tahun (60 kasus atau 7,5 persen), 20-29 tahun (367 kasus atau 46,1 persen), 30-39 tahun (251 kasus atau 31,5 persen), 40-49 tahun (69 kasus atau 8,7 persen), 50-59 tahun (20 kasus atau 2,5 persen), 60 tahun (3 kasus atau 0,4 persen), dan yang tidak diketahui ada lima kasus atau 0,6 persen.
HIV/AIDS telah merambah semua orang dari berbagai macam profesi hingga para pelajar. Berdasarkan pekerjaan di 2011, kasus penderita HIV/AIDS didominasi oleh kalangan ibu rumah tangga (IRT) mencapai 235, disusul kelompok lain-lain sebanyak 160 kasus, pekerja seks komersial (PSK) 102 kasus, buruh/tani 94 kasus, pekerja swasta 80 kasus, pelajar/mahasiswa 54 kasus, Pegawai Negeri Sipil (PNS) 46 kasus, TNI 10 kasus, Polri 6 kasus, kalangan agamawan 4 kasus, dan pekerja seks jalanan 5 kasus. (ANT/Vin)