Liputan6.com, Washington: Penderita psoriasis mungkin harus menyediakan perhatian ekstra untuk risiko jantung, karena mereka akan berada pada risiko yang lebih besar untuk mengalami arteri yang tersumbat. Demikian menurut peneliti, yang temuannya dipublikasikan dalam
American Journal of Cardiology. Psoriasis merupakan penyakit autoimun yang mengenai kulit, ditandai sisik berlapis berwarna keperakan dan penebalan warna kemerahan dan rasa gatal atau perih. Bila sisik ini dilepas maka akan timbul bintik perdarahan di kulit di bawahnya.
Jenis penyakit ini kerap muncul di kuku. Dimulai dari bintik putih pada kuku sampai ke penebalan kuku, juga mengenai kulit kepala yang ditandai sisik besar dan penebalan warna kemerahan yang melewati batas rambut. Selain itu penyakit ini sering mengenai siku dan lutut, walaupun dapat juga mengenai wajah, dengkul, dan siku, genitalia, telapak tangan, dan kaki. Sesuai tingkat keparahannya penyakit ini bisa meluas ke seluruh tubuh yang bisa menimbulkan keparahan dan dapat mengancam jiwa.
Psoriasis sampai saat ini belum diketahui penyebabnya, walaupun telah ditemukan gen yang bermutasi pada penderita. Penyakit ini dapat mengenai segala usia dan kedua jenis kelamin dengan kemungkinan yang sama. Prevalensinya diperkirakan mengenai 1-2% penduduk dunia.
Psoriasis dipicu adanya kelainan herediter pada gen yang membawa kecenderungan, faktor lingkungan seperti trauma dan cuaca, faktor penyakit lain seperti infeksi dan stres, faktor obat-obatan seperti antimalaria, beta blocker, alkohol, serta status imunologi penderita seperti HIV, kanker, dan atopi.
"Salah satu hal yang telah kita teliti untuk dipahami ialah bahwa psoriasis bukanlah penyakit yang hanya terbatas pada kulit," kata April Armstrong dari University of California, Davis, yang bekerja pada studi ini.
Armstrong dan rekan-rekannya, seperti dikutip foxnews, Senin (16/1), menggunakan catatan pasien yang telah menjalani scan jantung atau angiografi koroner untuk membandingkan hasil pasien tanpa psoriasis. Dalam catatannya, pasien psoriasis memiliki kumpulan kulit tebal, merah dan bersisik, yang diduga disebabkan sistem kekebalan tubuh secara keliru yang menyerang sel-sel tubuh itu sendiri.
"Sementara studi ini tak membuktikan kondisi penyebab penyakit jantung, ruam kulit mungkin merupakan tanda kalau ada peradangan di dalam tubuh. " ujarnya.
Di antara 9.500 pasien hampir dimasukkan dalam analisis, hanya 200 didiagnosis dengan psoriasis. Dibandingkan dengan pasien lain yang menjalani pemeriksaan jantung, mereka lebih mungkin memiliki riwayat kolesterol tinggi dan lebih berat.
Secara keseluruhan, 84 persen pasien psoriasis memiliki penyempitan arteri yang memasok darah ke jantung . Hal ini sering disebut dengan penyakit arteri koroner, dibanding 75 persen pasien tanpa kelainan kulit.
Para peneliti juga menemukan pasien yang memiliki psoriasis akan semakin besar risikonya terhadap penyakit jantung tersebut.
"Saran kami pada pasien psoriasis ialah untuk memastikan faktor risiko kardiovaskular mereka yang bisa dimodifikasi," kata Joel Gelfand, seorang Profesor Dermatologi University of Pennsylvania, Philadelphia, yang tidak terlibat dengan penelitian ini..
Gelfand menambahkan faktor-faktor risiko yang dapat dimodifikasi termasuk merokok, tekanan darah, kolesterol, kadar glukosa, indeks massa tubuh, dan berat badan tinggi,
Menurut Richard Krasuski, Direktur Dewasa Layanan Penyakit Jantung Bawaan di Klinik Cleveland,Amerika Serikat, yang tidak terlibat dengan penelitian ini menyatakan temuan ini sesuai dengan studi masa lalu yang menunjukkan hubungan antara penyakit jantung dan penyakit inflamasi seperti rheumatoid arthritis.
"Tentu saja apa yang mereka teliti masuk akal secara biologis," tambahnya, meskipun ia memperingatkan bahwa kenaikan risiko itu tidak berlebihan dan temuan tersebut hanya didasarkan pada pasien di satu pusat medis saja. (MEL)
.png)
