Rabu, 11 Januari 2012 | 13:43 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kantor Kementerian Kesehatan mengumumkan satu kasus baru H5N1. Kasus ini telah dikonfirmasi oleh Pusat Biomedis dan Teknologi dasar Kesehatan, Badan Litbang Kesehatan.
Kasus ini menimpa PD, seorang pria berusia 23 tahun, warga Sunter, Jakarta Utara. PD yang berprofesi sebagai pekerja bengkel las ini mengalami gejala demam, batuk, dan pilek sejak 31 Desember 2011 lalu.
Awalnya, PD hanya membeli obat warung guna meringankan sakitnya. Namun, karena sakit yang tak kunjung sembuh, pada 3 Januari 2012 ia berobat jalan ke rumah sakit swasta di kawasan Jakarta Utara.
Tetapi, pada 6 Januari 2012, PD mengalami sesak nafas dan tidak sadarkan diri. Kemudian PD harus dipindahkan ke ruang ICU dan mendapat pengantar untuk dirujuk ke RS rujukan flu burung, RSU Tangerang, Banten, pada 7 Januari 2012. Namun, PD tidak tertolong dan akhirnya meninggal di hari yang sama pukul 22.50 WIB.
Kini, tim terpadu Kemenkes dan Dinas Kesehatan setempat melakukan penyelidikan epidemiologi ke rumah penderita dan lingkungan sekitar. Hasil penyelidikan tim ini adalah untuk mendapat kemungkinan faktor risiko, yaitu kontak langsung dengan burung merpati yang dipelihara si korban yang sakit dan mati.
Dengan bertambahnya satu kasus ini, jumlah kumulatif flu burung di Indonesia sejak tahun 2005 adalah 183 kasus dengan 151 kematian.
Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP&PL), Prof Tjandra Yoga Aditama, selaku vocal point International Health Regulation (IHR) juga telah menginformasikan kasus ini ke WHO. "Ini menjadi pusat perhatian kami. Meski secara angka menurun, tapi temuan ini menjadi penelitian khusus," ujar Tjandra.
HADRIANI P