Selasa, 07 Februari 2012 | 16:31 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Memperingati atau merayakan Valentine Day atau Hari Kasih Sayang kini menjadi sebuah momen istimewa yang dilakukan banyak orang. Seperti halnya hari besar Lebaran, Natal, Tahun Baru, dan Imlek, belakangan masyarakat dari anak-anak hingga kaum dewasa mulai jauh-jauh hari mempersiapkan diri untuk merayakan Valentine.
Seperti yang dilakukan pasangan suami istri Irwansyah dan Zaskia Sungkar. Irwansyah dan istrinya mengaku antusias merayakan Hari Kasih Sayang. "Bagi kami berdua kasih sayang selalu ada setiap saat. Tetapi untuk momen khusus atau istimewa ini kami selalu antusias untuk melakukan sesuatu yang semakin merekatkan cinta kami," kata Irwansyah ketika ditemui beberapa waktu lalu di sebuah acara di Jakarta.
Irwansyah yang pernah bermain di film Heart ini mengatakan Valentine sebagai bagian terpenting untuk mengingatkan keberlangsungan cintanya bersama Zaskia yang dinikahinya pada Januari tahun lalu. "Valentine tahun lalu kami merayakan gembok cinta di Dermaga Hati Pantai Ancol, Jakarta," ujarnya.
Dalam acara ini, keduanya mengukir nama mereka yang digantung lalu dirantai dermaga Ancol sebagai lambang pengikat cinta. Setelah gembok cinta tersebut digantung, Irwansyah dan Zaskia membuang kunci gembok cinta mereka ke laut Ancol. Arti dari gembok cinta adalah, pasangan selebritis ini ingin mereka termotivasi dengan hubungan yang sekarang dan supaya tidak ada yang bisa membongkar gembok cinta mereka untuk selamanya. "Tahun ini kami ingin semakin merekatkan jalinan cinta kami," kata Irwansyah.
Lalu, bagaimana sebenarnya asal muasal Hari Kasih Sayang? Menurut sejarahnya, perayaan hari Valentine termasuk salah satu hari raya bangsa Romawi paganis yang merupakan bangsa penyembah berhala yang berlangsung sejak lebih dari 17 abad silam. Perayaan Valentin tersebut merupakan ungkapan dalam agama paganis Romawi sebagai simbol kecintaan terhadap sesembahan mereka.
Sementara menurut tarikh kalender Athena kuno, periode antara pertengahan Januari dengan pertengahan Februari adalah bulan Gamelion yang dipersembahkan kepada pernikahan suci Dewa Zeus dan Hera atas nama cinta.
Bangsa Roma kuno pun mempercayai tanggal 15 Februari sebagai Hari Raya Lupercalia, yaitu sebuah perayaan Lupercus atau Dewa Kesuburan yang dilambangkan setengah telanjang dan berpakaian kulit kambing. Sebagai ritual penyucian, para pendeta Lupercus meyembahkan korban kambing kepada dewa. Lalu setelah acara minum anggur, para pendeta ini berlari-lari di jalanan Kota Roma sambil membawa potongan kulit domba dan menyentuh siapa pun yang mereka jumpai di jalan. Dengan senang hati para wanita menyambut tubuh pemuda yang berlumuran darah dan meyakini mereka yang disentuh si pemuda akan dikaruniai kesuburan dan melahirkan secara mudah. Oleh beberapa ahli sejarah dunia menyimpulkan kegiatan ini sebagai salah satu cikal bakal Hari Valentine.
Sementara di Prancis, Inggris, dan Roma pada abad ke 14 menghubungkan Valentine 'Day dengan Hari Raya Santo Valentinus yang merupakan simbol cinta romantis. Dikisahkan Santo Valentinus adalah seorang pendeta yang hidup di kerajaan yang saat itu dipimpin oleh Kaisar Claudius yang terkenal kejam. Sang Kaisar Claudius berambisi memiliki pasukan militer yang besar dan menginginkan semua pria di kerajaannya bergabung bersamanya.
Namun, sayang keinginan sang kaisar tidak didukung bahkan mendapat perlawan terutama dari Valentinus yang membantu para pria yang enggan terlibat di peperangan lantaran mereka tak ingin meninggalkan keluarga dan kekasih hatinya. Hal ini membuat Claudius marah dan memerintahkan pejabatnya untuk melakukan sebuah ide gila melarang pernikahan. Pikir sang kaisar, apabila para pria tidak menikah, mereka akan senang hati bergabung dengan militer. Sebagai seorang pendeta, Santo Valentinus secara rahasia, diam-diam dan berhati-hati membantu menikahkan para pasangan yang tengah jatuh cinta dengan melakukan pemberkatan dalam sebuah kapel kecil yang hanya diterangi cahaya lilin.
Pada suatu malam, sang kaisar berhasil menangkap basah Santo Valentinus sedang memberkati salah satu pasangan dan menjebloskan ke penjara dengan vonis hukuman mati dan memenggal kepalanya. Peristiwa ini justru menumbuhkan simpati dan dukungan masyarakat kepada Santo Valentinus yang melempar bunga dan pesan.
Sejarah pun mencatat, sore hari sebelum Santo Valentinus akan mati dipenggal alias dipancung pada tanggal 14 Februari, dia menulis sebuah pesan pernyataan cinta kecil untuk gadis putri sipir penjara yang dititipkan ke sipir penjara dan tertulis "Dengan cinta dari Valentinusmu". Pesan ini mengubah segalanya, setiap tanggal 14 Februari orang di berbagai belahan dunia merayakannya sebagai hari kasih sayang untuk mengingat Santo Valentine sebagai pejuang cinta.
Sementara dalam kisah lain, Geoffrey Chaucer, sastrawan Inggris, menuliskan cerita Parlement of Foules atau percakapan burung-burung. Dikisahkan ada seekor burung yang bingung mencari pasangannya untuk kawin. Dan kebingungan si burung ini lalu mengirimkan bunga rumput yang indah yang diterbangkan dari atas udara ke dalam hutan. Si burung ini mengirimkan ke semua burung di hutan demi mendapatkan belahan jiwanya. Dan cerita kebingungan si burung ini dikirimkan bertepatan dengan Hari Raya Santo Valentinus pada 14 Februari.
HADRIANI P/ BERBAGAI SUMBER