Liputan6.com, Jakarta: Biasanya rokok diidentikkan dengan kaum Adam. Namun, di banyak negara berkembang, seperti Indonesia, Pakistan, Cina, Arab Saudi, dan Uganda, kaum Hawa juga banyak yang merokok. Ini membuat mereka rentan terkena risiko penyakit dan kematian dini pada dekade berikutnya.
Douglas Bettcher, perwakilan dari Lembaga Kesehatan Dunia (WHO), menyatakan, otoritas negara-negara berkembang perlu bertindak cepat dan tegas untuk mengurangi jumlah wanita perokok. Epidemi tembakau di negara-negara itu memang masih dalam tahap awal, tetapi dapat menyebar dengan cepat akibat tren global.
Setiap tahun, lima juta orang di dunia meninggal akibat tembakau. Pada tahun 2030, kemungkinan angka ini bisa meningkat menjadi delapan juta, kecuali jika ada tindakan dari pemerintah setempat.
WHO menekankan pada larangan iklan produk tembakau yang terhubung langsung ke wanita. Pemerintah juga harus melakukan kegiatan pendidikan dengan menggarisbawahi tembakau bisa membunuh setengah dari perokok.(Genius Beuaty/ULF)