Lebih seribu orang kalangan muda Aceh hari Minggu (5/2) berpartisipasi aktif dalam gerakan sepeda sehat terbesar pertama di Kabupaten Pidie Jaya, provinsi Aceh.
Kegiatan sepeda sehat diprakarsai Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Meureudu, melibatkan partisipan dari delapan kecamatan, mulai anak usia taman kanak-kanak hingga pelajar dan mahasiswa.
Pihak PMI Meureudu mengatakan, kegiatan sepeda sehat bertujuan memotivasi kalangan muda agar lebih berperan dan peduli terhadap masalah-masalah lingkungan hidup dan kesehatan, serta lebih mencintai olah raga. Reporter VOA, Budi Nahaba menyusun laporannya dari Meureudu (Merdu) Pidie Jaya, Aceh.
Salah seorang pengurus PMI Meureudu Syaiful Jafar hari Minggu (5/2) di Meureudu mengatakan, inisiasi kegiatan komunitas sepeda sehat terbesar pertama bagi kalangan muda Pidie Jaya awalnya menargetkan partisipan sekitar 1000 peserta, namun sampai hari terakhir pendaftaran, tercatat lebih 1500 peserta, didominasi kalangan muda. "Kegiatan kita ini sepeda sehat, Dalam rangka dan Ulang Tahun HUT PMI Meureudu .Cukup banyak (peserta) masyarakat kita harap ada partisipasinya," kata Syaiful Jafar.
VOA mencatat sekitar 200 ribu jiwa populasi penduduk Kabupaten Pidie Jaya terbagi dalam delapan kecamatan. Sebagai salah satu kabupaten hasil pemekaran baru, sejak tahun 2007 wilayah ini terus berpacu dan berbenah mengisi pembangunan. Antara lain memaksimalkan berbagai program-program kepemudaan dikaitkan dengan kampanye pelestarian lingkungan dan masalah-masalah kesehatan. "Kabupaten ikut terlibat dan berpera, kegiatannya berbarengan dengan kabupaten dan kita isi juga dengan maulid perayaan hari ini (hari kelahiran Rasulullah Muhammad SAW), kegiatan juga berteatan dengan hari ini," lanjut Syaiful Jafar.
Beberapa orang tua siswa mendampingi putra putri mereka yang menjadi peserta kegiatan komunitas sepeda sehat hari Minggu di Meureudu. "Anak saya usia empat tahun masih TK Malahayati, Syiva, ikut. Kakaknya ikut di SMP 1 Meureudu. Ini kegiatan terbesar pertama yang pernah ada," demikian ungkap Ana Ibtrahim, orang tua siswa.
Kegiatan komunitas sepeda sehat mengambil tema (berbahasa Aceh) "Jak Ta Weeng Geutangeen, atau "Mari Budayakan Naik Sepeda", hidup lebih sehat, hemat dan menjaga lingkungan tetap selamat.
Salah seorang tokoh masyarakat Mereudu, Abdul Samad memuji pihak PMI dan pemerintah kabupaten Pidie Jaya, yang berperan mendorong kalangan muda lebih peduli lingkungan melalui kegiatan komunitas sepeda sehat. Samad meminta kegiatan serupa di masa depan agar melibatkan lebih banyak masyarakat, termasuk dari lingkungan santri pesantren (dayah).
"Partisipasi masyarakat cukup baik ya, sambutannya lebih baik. Ini masih sekolah-sekolah sekitar Meureudu, harapan ke depan santri dayah juga lebih terlibat untuk kampanye kesehatan dan lingkungan hidup," ujar Abdul Samad.
Kegiatan sepeda sehat yang diikuti lebih seribu peserta mengelilingi sejumlah ruas jalan utama lebih tujuh kilometer di kawasan Kota Meureudu, kegiatan dimulai sekitar pukul 7.30 Minggu pagi.
Salah seorang pejabat kabupaten melepas star dari depan "Balee" rakyat komplek kantor Bupati dan berakhir kembali di komplek kantor Bupati Pidie Jaya, Jalan Iskandar Muda Kota Meureudu. Beberapa peserta komunitas sepeda sehat Meureudu didominasi kalangan murid Taman Kanak-kanak (TK) dan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini).
Seorang murid PAUD Yayasan Muslim Ceudah Meutuah, Agam Muhammad Everest (3,3 tahun) asal Meurah Dua mengatakan, sekitar lima anggota keluarganya ikut kegiatan komunitas sepeda sehat Meureudu hari Minggu(2/5). "Senang bisa naik sepeda, kami turun dengan lima orang anggota keluarga yang ikut, ada Kak Wilda, Kak Nun dan Bang Kamal," kata Agam.
VOA mencatat, sedikitnya lebih seribu kalangan muda pencinta sepeda di masing-masing kabupaten kota di provinsi Aceh semakin bersatu, terutama untuk kampanye penyelamatan lingkungan dan udara bersih. Baru-baru ini Kalangan aktivis dunia meluncurkan kegiatan solidaritas global berbagi sepeda di 300 kota-kota penting di dunia,melalui program Urban bike share programs, yang diluncurkan untuk tujuan-tujuan kesehatan dan lingkungan, terutama pengurangan emisi (reducing carbon emissions).
Kota-kota yang ikut berpartisipasi dalam program tersebut antara lain Copenhagen, Danmark, New York Amerika Serikat, London, Barcelona, Wuhan Tiongkok, serta sejumlah kota-kota penting di Asia dan Pasifik. Sementara Jakarta, sebagai ibukota negara baru menginisiasi program sepeda sehat dalam lima tahun terakhir, Jakarta sejak tahun 2007 memberlakukan Hari Bebas Kenderaan Bermotor HBKB atau "Car Free Days" di beberapa ruas utama jalan ibukota, terutama pada awal dan akhir bukan setiap hari Minggu.
Kalangan praktisi lingkungan menyebut Jakarta sebagai salah satu kota dari sekitar 20 kota metropolitan dengan tingkat polusi terburuk di dunia. Sementara, pertama dan terbesar di Indonesia, VOA mencatat, pada tahun 2005 Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta menjadi kampus pertama di tanah air yang meluncurkan layanan sepeda kampus "UGM Ngepit", dalam waktu dekat sekitar seribu unit sepeda rencananya tahun 2012 ini akan disediakan olehotoritas kampus paling favorit di Asia itu, terutama melalui "Program Sepeda Hijau".
Kalangan akademisi mengatakan program sepeda kampus diharapkan mampu membawa efek positif bagi lingkungan kampus dan masyarakat luas, disamping fokus soal pengurangan emisi dan lebih peduli lingkungan, bersepeda merupakan wujud gaya hidup populer kalangan mahasiswa di berbagai penjuru dunia.