Kamis, 09 Februari 2012 | 12:13 WIB
TEMPO.CO - Bawang tidak hanya sekedar bagian dari bumbu dasar yang selalu tersedia di setiap dapur para ibu. Siapa sangka, dari bahan makanan yang berbau dan berasa menyengat ini, dalam bawang terkandung berbagai manfaat medis alami. Manfaat bawang bahkan lebih besar dibandingkan dengan anggur merah dan teh hijau.
Secara umum, bawang dapat menjadi pengobatan alternatif untuk berbagai macam penyakit. Sebut saja kanker, jantung koroner, dan diabetes. Dibalik fungsinya yang sederhana, ternyata bawang mampu menjadi antibiotik kuat dan sangat membantu dalam mengurangi keracunan makanan yang disebabkan oleh kontaminasi mikroba.
"Bawang mengandung senyawa yang sangat kuat. Beberapa studi ilmiah menunjukkan bahwa bawang memproteksi saraf dan sistem kardiovaskuler, meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, dan bahkan dapat melawan pertumbuhan berbagai jenis tumor," ujar peneliti obat-obatan alam, Chris Kilham, dari Universitas Massachusetts Amherst kepada Fox News, Kamis, 9 Februari 2012.
Saat ini, anggur merah diketahui memberikan perlindungan yang paling maksimal untuk jantung. Namun, beberapa penelitian ternyata menyebutkan bahwa kemampuan bawang melindungi jantung jauh melebihi kemampuan anggur merah. Fakta tersebut dibuktikan dengan tingginya penderita jantung koroner pada warga Perancis meskipun mereka melakukan diet. "Hampir tidak ada resep Prancis yang menggunakan bawang sebagai bumbu dalam makanannya," ujar Kilham.
Menurut Kilham, bawang bekerja efektif pada jantung karena dapat menurunkan kolesterol, menghambat pengerasan pembuluh darah, meningkatkan elastisitas pembuluh darah, dan membantu mempertahankan tekanan darah yang sehat.
Hebatnya, meski dimasak dengan cara apapun, senyawa pelindung dalam bawang tidak akan hilang, tetapi hanya berkurang. Karena itu, Kilham memberikan tips, sebaiknya makanlah bawang mentah. "Cincang bawang menjadi bagian dari salad, masak mereka dengan sayuran, ikan dan daging. Temukan cara untuk makan bawang sebanyak mungkin," ujarnya. "Meskipun kita harus menghadapi baunya yang minta ampun," tutur Kilham menambahkan.
FOX NEWS | CHETA NILAWATY